IHSG Tergelincir ke Zona Merah, Turun 0,05% di Closing Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 December 2020 12:03
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat berjaya pada pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi pertama Jumat (11/12/2020) dengan koreksi, di tengah pergerakan bursa Asia yang juga campur-aduk.

Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah tipis, sebesar 0,05% atau 3,1 poin ke 5.930,560 dengan 212 saham menguat, 249 lain melemah dan 147 sisanya flat. Pada pembukaan pagi, HSG dibuka naik 0,21% ke 5.946,35. Di penutupan sesi 1, IHSG tercatat menguat 8,65% sepanjang bulan berjalan.

Nilai transaksi bursa masih terjaga tinggi, yakni mencapai Rp 11,9 triliun, dengan 17,2 miliar saham ditransaksikan. Namun, frekuensinya menurun ke kisaran 782.000 atau jauh merosot jika dibandingkan dengan frekuensi kemarin yang menembus 937.000 kali transaksi.

Penurunan frekuensi transaksi hari ini mengindikasikan pemodal lebih fokus trading di saham berkapitalisasi pasar besar dengan intensitas yang menurun karena menjelang akhir pekan. Meski tak seriuh kemarin, tetapi nilai per transaksi tetap terjaga.

Investor asing masih memilih membukukan transaksi jual bersih (net sell), meski cenderung tipis, sebesar Rp 25,1 miliar di pasar reguler. Koreksi indeks bursa nasional ini terjadi bersamaan dengan penurunan indeks bursa Jepang (Nikkei) dan Shanghai yang melemah masing-masing 0,47% dan 1,03%.

Kabar kenaikan tarif cukai rokok pada 2021 masih menjadi penekan IHSG hari ini dengan koreksi menimpa saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sebaliknya, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penahan laju koreksi bursa.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaikkan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 12,5% di 2021 setelah sebelumnya pasar berspekulasi bahwa tidak akan ada kenaikan cukai.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak ditransaksikan, dengan nilai Rp 764 miliar. Saham berkapitalisasi terbesar itu menguat 1,75% atau Rp 575 per unit, ke level Rp 33.450 per saham.

Transaksi saham rokok menyusul, meski dengan aksi jual yang membuat keduanya terpelanting. Saham HMSP anjlok 5,4% atau Rp 90 per unit ke Rp 1.580, sedangkan saham GGRM drop 5,9% atau Rp 2.600 per unit ke Rp 41.675. Nilai transaksi keduanya sebesar Rp 730,9 miliar dan Rp 608,5 miliar.

Saham selanjutnya yang mendulang transaksi terbesar adakah PT BRI Syariah Tbk (BRIS) yang telah mengumumkan nama baru pasca merger yakni PT Bank Syariah Indonesia, dengan nilai transaksi Rp 717,3 miliar. Saham bank syariah terbesar nasional tersebut lompat 10,7% atau Rp 160 per unit menjadi Rp 1.650 per saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi China Terjaga, IHSG Bertahan Hijau di Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular