Penjualan Ritel RI Anjlok, Dolar Singapura Naik ke Rp 10.545

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 December 2020 11:58
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (10/12/2020). Penjualan ritel Indonesia yang kembali merosot memberikan tekanan ke rupiah.

Pada pukul 11:19 WIB, SG$ setara Rp 10.544,83, dolar Singapura menguat 0,17% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Oktober 2020 berada di 183,5. Ambles 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY), lebih dalam ketimbang penurunan September 2020 yang 8,7% YoY.

"Penurunan tersebut terjadi pada mayoritas kelompok yang dipantau seperti makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat kontraksi 5,6% YoY setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,1% YoY.

Kemudian terjadi penurunan kinerja kelompok peralatan komunikasi dan informasi serta kelompok barang lainnya dari semula masing-masing 22,2% YoY dan 51,8% YoY pada September 2020 menjadi 30,9% YoY dan 53,5% YoY," tulis laporan BI yang dirilis Kamis (10/12/2020).

Untuk November 2020, BI memperkirakan penjualan ritel terkontraksi (tumbuh negatif) lebih dalam lagi yakni 15,7% YoY. Terutama disebabkan penurunan penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi.

Di sisi lain, Otoritas Moneter Singapura (MAS) di awal pekan melaporkan posisi cadev (cadangan devisa) di akhir November sebesar SG$ 472,4 miliar, naik SG$ 10,8 miliar dari bulan sebelumnya. Cadev bulan November tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Sebaliknya, cadev Indonesia justru menurun 3 bulan beruntun. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa hingga akhir bulan lalu sebesar US$ 133,6 miliar. Turun US$ 100 juta dibandingkan Oktober 2020 yaitu US$ 133,7 miliar.

Dalam 2 bulan sebelumnya, cadev mengalami penurunan US$ 1,7 miliar dan US$ 1,8 miliar. Sementara di bulan Agustus, cadev mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 137 miliar.

Pembayaran utang pemerintah masih menjadi pemicu penurunan cadev di bulan November.

Cadangan devisa penting bagi rupiah, sebab menjadi amunisi bagi Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah ketika terjadi gejolak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular