ADB Beri Utangan ke Indonesia Rp 7 Triliun, Buat Apa Ya?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 December 2020 20:00
A worker walks past inside the Asian Development Bank (ADB) headquarters in Manila June 17, 2009. REUTERS/Cheryl Ravelo/Files
Foto: REUTERS/Cheryl Ravelo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Republik Indonesia baru saja mendapatkan pinjaman senilai US$ 500 juta (Rp 7 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari Asian Development Bank (ADB). Pinjaman ini ditujukan untuk mendukung perluasan akses keuangan di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta kelompok marjinal seperti perempuan dan pemuda.

Spesialis Sektor Keuangan ADB untuk Asia Tenggara Poornima Jayawardana mengatakan, pembiayaan ini mendukung kebijakan dan teknologi yang mendorong inovasi dan inklusi keuangan dengan menyediakan akses layanan keuangan formal terutama kepada penduduk kurang mampu. Menurut dia, inklusi keuangan akan memainkan peran penting dalam pemulihan Indonesia dari pandemi Covid-19.

"Akses yang lebih adil dan efisien ke produk dan layanan keuangan akan mendukung langkah-langkah pemerintah untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial pandemi, membangun kembali mata pencaharian, dan mempersiapkan untuk guncangan ekonomi di masa depan," kata Poornima dalam siaran pers ADB, Rabu (9/12/2020).

Program Promoting Innovative Financial Inclusion ini akan membantu pemerintah untuk menargetkan dan melacak inklusi keuangan dengan lebih baik, meningkatkan infrastruktur pembayaran, dan memperkuat kerangka peraturan untuk layanan keuangan digital, privasi data, perlindungan konsumen, dan literasi keuangan.

Selain itu juga akan membantu membangun sektor jasa keuangan yang lebih inklusif, yang akan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan serta mendukung pembangunan berkelanjutan jangka panjang Indonesia.

Berdasarkan survei OJK terkait inklusi keuangan, persentase orang dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank meningkat dari 35% pada tahun 2016 menjadi 56% pada tahun 2018. Namun demikian, dari angka ini Indonesia masih dinilai ketinggalan dari Malaysia dan Thailand.

Tantangan inklusi keuangan di dalam negeri disebabkan karena keragaman geografis dan budaya dan adanya kesenjangan yang signifikan dalam akses ke berbagai produk keuangan antarwilayah dan kelompok populasi.

Kerentanan keuangan diperburuk oleh pandemi Covid-19. Ini karena masyarakat yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan, juga kekurangan tabungan atau kredit untuk mengatasi penurunan ekonomi.

ADB telah mendukung inklusi keuangan di Indonesia melalui pinjaman dan bantuan teknis sejak tahun 2002, ketika ADB membantu mengembangkan sektor keuangan mikro untuk memperluas akses keuangan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.

Dari program ini ADB menargetkan bisa membantu peningkatan jumlah penduduk Indonesia untuk mendapatkan produk atau layanan keuangan dari lembaga keuangan formal menjadi 90% pada tahun 2022, naik dari 76% pada tahun 2019.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ADB Ungkap Syarat Ultra Mikro RI Bisa Berkembang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular