
Antisipasi Pilkada Serentak, Rupiah Berakhir di Rp 14.080/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (8/11/2020). Dolar AS sedang dalam tekanan, tetapi rupiah juga kurang tenaga hari ini. Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Rabu besok menjadi perhatian, sebab berisiko menciptakan kerumuman baru, yang dapat membuat kasus penyakit virus corona (Covid-19) kembali melonjak.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.080/US$. Tetapi tidak lama depresiasi langsung membengkak menjadi 0,36% ke Rp 14.130/US$, sebelum berada di Rp 14.100/US$ atau melemah 0,14%.
Rupiah tertahan di level tersebut hingga 10 menit sebelum perdagangan berakhir. Saat penutupan, rupiah berada di Rp 14.080/US$, sama persis dengan posisi akhir Senin kemarin.
Meski stagnan, rupiah nyatanya menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ke-tiga di Asia. Hingga pukul 15:07 WIB, hanya baht Thailand dan peso Filipina yang lebih baik dari rupiah dengan penguatan 0,1% dan 0,03%. Sementara mata uang lainnya melemah, meski juga tipis-tipis.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Dolar AS belakangan ini sedang tertakan hingga menyentuh level terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Tetapi sejak awal kemarin indeks dolar AS perlahan bangkit, dan sore ini juga naik tipis 0,07% di 90,857.
Kenaikan tersebut terbilang wajar, sebab sepanjang November hingga 4 Desember lalu, indeks yang kerap dijadikan tolak ukur kekuatan dolar AS ini merosot 3,6%. Sehingga ada faktor koreksi teknikal. Sayangnya kenaikan indeks dolar tersebut cukup membebani rupiah.
Meski demikian, dolar AS ke depannya diprediksi masih akan terus melemah. Hasil survei terbaru dari Reuters terhadap 72 analis menunjukkan, sebanyak 39% memprediksi dolar AS akan melemah hingga 2 tahun ke depan. Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan prediksi lainnya. Sebanyak 10% bahkan memperkirakan dolar AS masih akan melemah lebih dari 2 tahun ke depan.
Sementara itu, 15% melihat pelemahan dolar AS hanya akan berlangsung kurang dari 3 bulan dan setelahnya mulai bangkit. 14% meramal pelemahan berlangsung kurang dari 6 bulan, dan 22% lainnya kurang dari 1 tahun.
Pelaku pasar saat ini menanti kepastian stimulus fiskal di AS. Seperti diketahui sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk kongres) Nancy Pelosi mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan mengkaji proposal yang diajukan kubu Partai Demokrat. Salah satunya adalah pemberian vaksin anti-virus corona harus gratis dan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Selain itu, Pelosi dan Pemimpin Partai Minoritas di Senat, Chuck Schumer mendukung paket stimulus fiskal senilai US$ 908 miliar. Ini siap digolkan oleh kedua partai politik mayoritas di AS untuk menyokong bisnis kecil dan pengangguran di AS.
Keputusan stimulus harus cepat, karena tenggat waktu pengesahan anggaran tahun fiskal 2021 adalah 11 Desember 2020, yang artinya di pekan ini.
Cairnya stimulus tersebut dapat menekan dolar AS lebih lanjut, tetapi jika tidak cair juga, the greenback berpotensi bangkit kembali.
