
Bye Bye Dolar! Ini Raja Mata Uang Dunia, Cuannya Gila

Krona Swedia saat ini menjadi mata uang favorit setelah melesat lebih dari 10% melawan dolar AS. Penguatan tersebut terjadi setelah Swedia sukses meredam penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19) sebelum kembali mengalami serangan gelombang kedua sejak Oktober lalu.
Meski demikian, krona masih tetap berjaya. Faktor utama penguatan krona di tahun ini adalah statusnya sebagai mata uang "risk-on", alias mata uang yang diburu saat sentimen pelaku pasar membaik.
Perekonomian global yang mulai pulih di kuartal III-2020 dari kemerosotan tiga bulan sebelumnya membuat sentimen pelaku pasar membaik, krona pun perlahan terus menguat.
"Krona Swedia dilabeli sebagai mata uang yang tergantung dari sentimen terhadap risiko, dan kita pasti akan melihat apresiasi saat sentimen terhadap risiko pulih," kata Richard Falkenhall, ahli strategi valuta asing senior di Skandinaviska Enskilda Banken (SEB) Group, sebagaimana dilansir poundsterlinglive.
Falkenhall memprediksi, krona masih akan menguat sebab masih undervalue sekitar 7%.
Selain itu, yuan China juga diprediksi akan terus menguat. Kemenangan Joseph 'Joe' Biden, di pemilihan presiden AS melawan petaha Donald Trump awal November lalu menjadi kunci penguatan yuan.
Di bawah pimpinan Biden, perang dagang antara AS-China diperkirakan akan berakhir, atau setidaknya tidak lebih buruk dari saat ini.
Kurs yuan yang sebelumnya terpuruk kini berada di peringkat ke lima mata uang terbaik dunia dengan penguatan 6,6%.
Setidaknya ada 3 bank investasi ternama yang memprediksi yuan akan menguat di tahun depan, ada Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan Citibank.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap)[Gambas:Video CNBC]