Kasus Covid-19 RI Makin Ngeri, Asing Kabur & IHSG Terkapar

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 December 2020 15:28
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Tekanan di bursa saham domestik terjadi pada perdagangan akhir pekan Jumat (4/12/20). Sentimen negatif dari peningkatan kasus Covid-19dan kurangnya bahan baku pembuatan vaksin membuat investor menahan diri dan sebagian melakukan profit taking.

Dalam penutupan perdagangan hari ini, IHSG terkoreksi 0,21% ke level 5.810,48. Nilai transaksi sudah mencapai Rp 13,06 triliun dan asing net sell di seluruh pasar sebesar Rp 84,5 miliar. Tercatat 195 saham melesat, 265 saham terkoreksi, dan sisanya 162 stagnan.

Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkoreksi 2,27% ke harga Rp 4.300/unit karena dilego asing Rp 126,9 miliar dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)yang dijual bersih Rp 125,5 miliar sehingga drop 1,52% ke harga Rp 3.250/unit.

Melonjaknya kasus positif harian virus Corona di Indonesia yang mencapai angka 8.363 pada Kamis kemarin, 4 Desember 2020 bisa menjadi sentimen negatif bagi perdagangan saham pada akhir pekan ini.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, bahkan mengatakan penambahan kasus tersebut tidak bisa ditoleransi.

"Kita bisa melihat dalam beberapa hari terakhir kita mencatatkan rekor-rekor baru. Sebelumnya kita belum pernah mencapai di atas 5.000, tapi sayangnya kasus positif semakin meningkat bahkan per hari ini menembus lebih dari 8.000 kasus. Ini angka yang sangat besar dan tidak bisa ditolerir," ujar Prof Wiku, dalam konferensi pers Kamis (3/12/2020).

Selanjutnya sentimen negatif juga datang dari perusahaan farmasi raksasa Pfizer mengumumkan hanya akan mampu mengirim setengah dari total target vaksinCovid-19 nya pada tahun ini.

Pfizer mengatakan vaksin yang dikembangkan bersama BioNTech ini kekurangan bahan baku mentahnya, dimana bahan baku yang tersedia saat ini tidak sesuai standar dilansir dari Wall Street Journal.

Perusahaan farmasi raksasa tersebut berharap untuk dapat mengirimkan hanya 50 juta dosis tahun ini dan menghapus harapan pemulihan ekonomi yang cepat pasca kehadiran virus corona yang tentunya sangat diperlukan untuk memutar kembali roda perekonomian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular