Dolar AS Nyungsep! Makin Nggak Berharga Tahun Depan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 December 2020 17:27
Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini
Foto: Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Sentimen pelaku pasar semakin membaik merespon kabar vaksin virus corona. Perusahaan farmasi asal AS, Pfizier dan Moderna dalam 2 pekan terakhir melaporkan vaksin buatannya sukses menanggulangi virus corona hingga lebih dari 90%.

Selain perusahaan di AS, perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, juga mengumumkan vaksinnya sukses menanggulangi virus corona hingga 90% tanpa efek samping yang serius.

Vaksin AstraZeneca dianggap sebagai 'game changer' untuk melawan Covid-19 ini. Ini karena vaksin ini lebih murah dari vaksin Pfizer dan Moderna serta berpotensi lebih mudah untuk mendistribusikannya secara global sehingga sangat bermanfaat bagi negara miskin dan negara berkembang.

AstraZeneca berjanji tidak akan mengambil keuntungan dari vaksin Covid-19 selama pandemi. Itu membuat harga vaksinnya lebih murah. Menurut Financial Times, vaksin ini diharga US$3-US$4 per dosis. Vaksin ini butuh 2 dosis untuk memberi perlindungan maksimal.

Sementara itu, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.

Selain itu, Pfizer dikabarkan sudah mendapatkan ijin dari pemerintahan Britania Raya untuk penggunaan darurat bagi vaksin Pfizer dan partnernya BioNTec Sedangkan ijin dari pemerintahan AS akan datang sebentar lagi, bahkan banyak yang beranggapan bahwa vaksin Pfizer akan disetujui untuk penggunaan darurat sebelum tahun 2021.

Citigroup memprediksi di tahun 2021, ketika vaksin virus corona didistribusikan dan perekonomian global mulai bangkit, maka dolar AS akan ambrol 20%. Citigroup mengatakan ada banyak alasan untuk optimistis dari pengembangan vaksin saat ini, dan ketika didistribusikan ke masyarakat akan menjadi awal penurunan dolar AS.

"Kami percaya distribusi vaksin akan memenuhi semua tanda-tanda periode penurunan (bear market), dolar AS akan mengikuti pola sama yang terjadi pada pertengahan 2.000an, ketika memulai tren melemah yang berlangsung selama bertahun-tahun," kata ahli strategi Citigroup dalam sebuah laporan yang dikutip Bloomberg beberapa pekan lalu.

Harapan akan hidup kembali normal sedang membuncah dengan adanya vaksin tersebut, yang membuat dolar AS terus tertekan. Dolar AS sepertinya baru akan pulih dari tekanan jika perekonomian AS sudah pulih, dan The Fed mulai mengurangi QE dan mempertimbangkan menaikkan suku bunga. Atau jika vaksin virus corona belum mampu menghentikan pandemi, dolar AS akan melesat lagi seperti di bulan Maret lalu, saat terjadi aksi jual di pasar saham hingga logam mulia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular