
Rupiah Payah! Melemah Saat Dolar AS Lagi Nyungsep

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (3/12/2020). Padahal dolar AS sedang mengalami tekanan hebat.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.090/US$, tetapi tidak lama langsung melemah 0,32% ke Rp 14.135/US$.
Posisi rupiah membaik, dan berada di level Rp 14.100/US$, melemah tipis 0,07% hingga penutupan perdagangan.
Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS pada hari ini. Hingga pukul 15:13 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,53%. Sementara rupiah menjadi yang terburuk kedua, hanya lebih baik dari rupee India yang melemah 0,16%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Mata Uang | Kurs Terakhir | Perubahan |
USD/CNY | 6,5569 | -0,08% |
USD/IDR | 14.100 | 0,07% |
USD/INR | 73,879 | 0,16% |
USD/JPY | 104,26 | -0,13% |
USD/KRW | 1.094,17 | -0,53% |
USD/MYR | 4,0690 | -0,15% |
USD/PHP | 48,037 | -0,01% |
USD/SGD | 1,3365 | -0,06% |
USD/THB | 30,20 | 0,00% |
USD/TWD | 28,368 | -0,40% |
Mayoritas mata uang utama Asia yang menguat menunjukkan dolar AS memang sedang nyungsep.
Dolar AS tertekan akibat kemungkinan cairnya stimulus fiskal di Negeri Paman Sam dalam waktu dekat.
Dalam keterangan tertulis, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk kongres) Nancy Pelosi mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan mengkaji proposal yang diajukan kubu Partai Demokrat. Salah satunya adalah pemberian vaksin anti-virus corona harus gratis dan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Selain itu, Pelosi dan Pemimpin Partai Minoritas di Senat, Chuck Schumer mendukung paket stimulus fiskal jumbo senilai US$ 908 miliar. Ini siap digolkan oleh kedua partai politik mayoritas di AS untuk menyokong bisnis kecil dan pengangguran di AS
Keputusan stimulus harus cepat, karena tenggat waktu pengesahan anggaran tahun fiskal 2021 adalah 11 Desember 2020.
Selain itu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis 17 Desember dini hari WIB.
Ada peluang The Fed akan menambah stimulus moneternya dengan meningkatkan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE).
Saat stimulus fiskal atau moneter tersebut cair, maka jumlah uang yang beredar tentunya akan semakin banyak, secara teori dolar AS akan melemah.
Alhasil, indeks dolar AS turun 0,22% kemarin, setelah merosot 0,61% di hari Selasa. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini kembali turun 0,23% ke 90,907 sore ini, dan berada di level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir.
Meski dolar AS sedang tertekan, tetapi rupiah belum mampu menguat. Sebabnya, ada kecemasan jika Pembasatan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan kembali diketatkan jika kasus penyakit virus corona (Covid-19) terus menunjukkan kenaikan tajam.
Pada hari Minggu lalu, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencatat rekor penambahan harian terbanyak 6.267 orang, sementara kemarin bertambah sebanyak 5.533 orang.
Jika PSBB kembali diketatkan, maka pemulihan ekonomi Indonesia bisa terencam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
