
Sempat Melesat, IHSG Sesi I Ditutup Merah tapi Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Rabu(2/12/20) ditutup merah dengan terkoreksi tipis 0,21 indeks poin ke level 5.813,77.
IHSG sempat menghijau setelah investor merespons kabar positif mengenai vaksin corona Pfizer-BioNTech akan tetapi penguatan terpangkas karena para pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah IHSG melesat tinggi sebulan terakhir.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 15miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 13,4 triliun. Terpantau 202 saham naik, 217 saham turun, sisanya 181 stagnan.
Saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan beli bersih sebesar Rp 150 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 130 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 71 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net sell sebesar Rp 33 miliar.
Sentimen penggerak utama pasar modal dalam negeri tentu datang utamanya dari faktor stimulus jumbo AS yang akan kembali dibicarakan dan juga dari kabar dua vaksin corona yakni Pfizer dan Moderna yang penilaian mengenai kesiapan edar vaksin yang dinilai oleh Agensi Obat-obatan Uni Eropa yang bisa saja muncul akhir tahun ini.
Pasar saham global, termasuk Indonesia paling suka terhadap berita mengenai vaksin dimana ketika perkembangan vaksin positif maka para pelaku pasar menganggap hidup normal setelah vaksinasi massal akan semakin dekat maka roda perekonomian akan kembali berputar dan akan menguntungkan pasar modal sehingga optimisme membeli saham semakin kuat.
Stimulus jumbo yang akan diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi juga akan membawa kabar positif tersendiri bagi bursa saham negara-negara emerging market terutama Indonesia yang masih menjadi primadona untuk kategori ini.
Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya turun sehingga aset-aset dalam negeri akan menjadi kurang menarik sehingga investor global cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang akan siap kebanjiran dana asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000