
Lupakan Emas, Ini Deretan Logam yang Lebih Bersinar Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia ambrol belakangan ini, sebelum kembali menguat Selasa kemarin. Salah satu logam mulia ini pada 7 Agustus lalu mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons, tetapi setelahnya malah terus merosot.
Di awal pekan lalu, emas menyentuh US$ 1.764.29/troy ons, yang merupakan level terendah sejak 2 Juli lalu. Jika dibandingkan dengan rekor tertinggi sepanjang masa ke level terendah tersebut, harga emas sudah ambrol nyaris 15%.
Akibatnya, sepanjang tahun ini atau secara year-to-date (YtD) penguatan emas kini tersisa 17,1%, berdasarkan data Refinitiv. Penguatan tersebut terbilang besar, tetapi ternyata masih ada logam lainnya yang kenaikannya lebih besar lagi di tahun ini.
Melansir data dari Refinitiv, dari 2 jenis logam yakni logam mulia dan logam dasar, keduanya membukukan penguatan nyaris sama. Indeks logam dasar unggul tipis sebesar 17,9% YtD, sementara indeks logam mulia 17,8% YtD.
Tetapi jika dilihat per item, perak yang merupakan logam mulia menjadi yang paling bersinar di tahun ini. Perak tercatat melesat 25,9% YtD. Kemudian palladium yang juga merupakan logam mulia berada di urutan kedua dengan penguatan 25% YtD.
Urutan ketiga dan keempat, diisi oleh logam dasar, tembaga membukukan penguatan 23,1% disusul zinc 21.8%.Emas berada di urutan ke lima.
![]() |
Perak mampu unggul ketimbang emas sebab banyak digunakan untuk kebutuhan industri.
Perak memang digunakan di banyak industri, peralatan rumah tangga, komputer, handphone, hingga industri otomotif menggunakan perak sebagai bahan baku. Sehingga permintaan untuk industri menjadi yang paling besar.
Berdasarkan data Metal Focus, pada tahun 2019 lalu, demand perak secara global mencapai 991,8 juta ons, mengalami kenaikan 0,35% dibandingkan demand tahun 2018. Dari total tersebut sebanyak 510,9 juta ons perak atau sekitar 51% digunakan untuk keperluan industri.
Penguatan tajam perak di tahun ini juga dipicu oleh ekspektasi peningkatan permintaan dari industri.
Saat perekonomian global mulai membaik pasca dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19), aktivitas industri tentunya perlahan pulih kembali, dan permintaan perak kembali meningkat. Tidak hanya perak, permintaan logam dasar seperti tembaga juga mengalami peningkatan permintaan.