
Investor Global Masuk Lagi, Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka menguat pada sesi awal perdagangan Selasa (1/12/2020), menyusul tren penguatan di bursa global.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa menguat 0,2% di awal perdagangan, dengan mayoritas indeks saham sektoral berada di jalur positif kecuali sektor keuangan yang melemah 0,3%. Indeks saham sektor otomotif naik 0,9% menjadi pemimpin reli.
Setengah jam kemudian koreksi indeks Stoxx bertambah menjadi 2,8 poin (+0,71%) ke 392,14. Indeks DAX Jerman tumbuh 127,4 poin (+0,96%) ke 13.418,6 dan CAC Prancis menguat 45,8 poin (+0,83%) ke 5.564,35. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 91 poin (+1,45%) ke 6.357,19.
Bursa Eropa bergerak mengikuti gairah di bursa AS dan di Asia Pasifik. Kontrak berjangka (futures) indeks saham AS tercatat menguat, mengikuti tren kenaikan bulanan sepanjang November. Sementara itu, bursa Asia Pasifik menguat menyambut data positif dari China.
Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index) sektor manufaktur China per November versi Caixin/Markit berada di level 54,9 - tertinggi dalam 1 dekade terakhir. PMI di atas angka 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan kontraksi.
Perkembangan corona masih menjadi fokus utama, di mana ada lebih dari 13 juta pengidap Covid-19 di AS yang berujung pada 266.000 kematian. Di New York, Gubernur Andrew Cuomo mengatakan bahwa pihaknya akan menerapkan kebijakan perawatan darurat.
Kepala Federal Reserve Jerome Powell menilai ekonomi AS sedang berada dalam "ketakpastian luar biasa" menyusul kenaikan kasus Covid-19 baik di dalam maupun luar negeri, yang bisa memicu tantangan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.
"Pemulihan ekonomi secara penuh berada dalam ketakpastian hingga masyarakat percaya bahwa aman untuk melakukan kembali berbagai aktivitas," tuturnya.
Pada hari yang sama, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sekutunya yang dipimpin Rusia dijadwalkan menggelar rapat kebijakan produksi minyak mentah.
Namun, konferensi OPEC+ tersebut menunda pembicaraan mengenai kebijakan keluaran tahun depan sampai dengan Kamis, menurut laporan Reuters. Pasalnya, pemain kunci kartel minyak tersebut belum sepakat mengenai sebesar apa mereka berproduksi di tengah permintaan lemah.
Dari sisi data, inflasi di zona euro periode November bakal diumumkan, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) bakal merilis outlook ekonominya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan