
Anies Positif Corona & Asing Bawa Kabur Rp 777 M, Rupiah Keok

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (1/12/2020). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang positif terjangkit virus corona membuat pelaku pasar cemas akan kemungkinan diterapkanya kembali Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) yang ketat di ibu kota Hal tersebut membuat rupiah tertekan.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat di level Rp 14.080/US$, tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Rupiah bahkan sempat melemah hingga 0,39% di Rp 14.145/US$, sebelum berada di Rp 14.100/US$ melemah tipis 0,07%, yang bertahan hingga penutupan perdagangan.
Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS pada hari ini, rupiah meski melemah tetapi bukan yang terburuk. Hingga pukul 15:08 WIB, ringgit Malaysia yang menjadi yang terburuk dengan pelemahan 0,14%, rupiah menjadi yang terburuk kedua.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Gubernur Anies melalui keterangan tertulis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan dirinya positif Covid-19.
"Hasil tes PCR menyatakan bahwa saya positif," ujarnya.
Menurut Anies, dia dan Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza harus menjalani isolasi mandiri selama dua minggu ke depan. Mereka akan menjalankan tugas dan pertemuan secara virtual.
"Kita semua sudah terbiasa menjalani kerja virtual ini sejak April lalu maka tidak perlu ada kekhawatiran bahwa produktivitas akan menurun atau berbagai proses kebijakan akan terganggu," lanjutnya.
Kasus penyakit virus corona (Covid-19) kembali menjadi sorotan di Indonesia. Pada Minggu (29/11/2020) lalu penambahan kasus harian Covid-19 mencetak rekor sebanyak 6.267 orang. Jawa Tengah dan DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus terbanyak masing-masing 2.036 kasus dan 1.431 kasus.
Senin kemarin kasus baru Covid-19 dilaporkan sebanyak sebanyak 4.617 orang, jauh lebih rendah dibandingkan hari Minggu lalu. Jika PSBB ketat kembali diterapkan, maka pemulihan ekonomi akan kembali melambat, yang bisa membuat aset-aset di dalam negeri, seperti rupiah menjadi tidak menarik.
Alhasil, investor asing kembali melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia. Data pasar menunjukkan asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 777 miliar. Kemarin net sell bahkan lebih parah, mencapai Rp 2,6 triliun.
