Bangkit Dari Resesi! Dolar Australia Melesat ke Rp 10.400/AU$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 December 2020 12:27
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melesat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (1/12/2020), merespon pengumuman kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA).

Melansir data Refinitiv, dolar Australia sempat melesat 0,53% ke Rp 10.403,65/AU$, sebelum akhirnya terpangkas dan berada di Rp 10.391,7/AU$ pada pukul 11:27 WIB, menguat 0,41% di pasar spot.

RBA dalam pengumuman rapat kebijakan moneter hari ini mempertahankan suku bunga 0,1%. Gubernur RBA, Philip Lowe, menunjukkan sikap optimis perekonomian Australia akan bangkit dari resesi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam 3 dekade terakhir.

Di kuartal II-2020 lalu, produk domestik bruto (PDB) Australia berkontraksi (tumbuh negatif) 7% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), dan di tiga bulan sebelumnya berkontraksi 0,3% QoQ, sehingga mengalami resesi teknikal.

Sementara itu di kuartal III-2020, PDB diprediksi tumbuh 2,4% QoQ berdasarkan proyeksi di Reuters.


Meski demikian, jika melihat secara tahunan (year-on-year), PDB kuartal III-2020 diproyeksikan masih berkontraksi 4,5% YoY, meski lebih baik dari kuartal II-2020 yang tumbuh negatif 6,3% YoY.

Gubernur Lowe optimis dalam pemulihan ekonomi Australia, sebab perekonomian sudah dibuka kembali dan penambahan kasus baru penyakit virus corona (Covid-19) nyaris 0.
"Pemulihan ekonomi sedang berlangsung, dan data ekonomi yang dirilis belakangan ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya," kata Lowe, sebagaimana dilansir Reuters.

"Ini adalah kabar bagus, tetapi pemulihan ekonomi masih belum terjadi secara menyeluruh, dan masih sangat tergantung dari dukungan kebijakan moneter dan fiskal," katanya.

Gubernur Lowe juga menegaskan suku bunga kemungkinan besar tidak akan dinaikkan hingga 3 tahun ke depan, dan siap menggelontorkan stimulus tambahan jika diperlukan.

Sejak dihantam pandemi Covid-19, RBA sudah memangkas suku bunga sebanyak 3 kali, serta menggelontorkan program pembelian aset (quantitative easing/QE). Sementara pemerintah Australia menggelontorkan stimulus fiskal senilai AU$ 300 miliar.

Gubernur Lowe mengatakan stimulus fiskal dan moneter masih diperlukan mengingat pasar tenaga kerja dan inflasi yang masih lemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular