Kacau! Saham 16 Emiten Raksasa Anjlok Dekati Level ARB

Tri Putra, CNBC Indonesia
30 November 2020 15:10
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anjloknya indeks acuan bursa lokal Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) secara tiba-tiba pada pembukaan perdagangan sesi kedua hari ini (30/11/20) banyak menelan korban. Sempat anjlok hingga 3,80%, terpantau saat ini IHSG masih terkoreksi parah 2,83%.

Koreksi IHSG terjadi setelah investor melanjutkan aksi ambil untung pasca IHSG yang melesat kencang sepekan terakhir dan kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri sehingga potensi terjadinya PSBB ketat kembali mencuat.

Koreksi tiba-tiba ini menyebabkan sejumlah saham-saham unggulan berkapitalisasi pasar besar anjlok bahkan hingga menyentuh level Auto Reject Bawahnya (ARB). Berikut saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang anjlok parah ke level ARBnya atau mendekati level ARB di yakni koreksi 6 hingga 7%.

Terpantau banyak emiten peritel yang terkapar anjlok ke level ARBnya. Catat saja di posisi pertama dan ketiga muncul emiten peritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) kedua emiten peritel tersebut anjlok parah menyentuh level ARBnya masing-masing 6,98% dan 6,93%.

Selain itu nama-nama besar seperti PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), bahkan hingga PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) masuk kedalam daftar pesakitan ini karena terkoreksi lebih dari 6%.

Sentimen negatif menyelimuti perdagangan saham hari ini, salah satunya karena jumlah kasus positif covid-19 yang tembus rekor yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kecewa dengan penanganan pandemi ini.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Ini semuanya memburuk semuanya," tegas Jokowi, Senin (30/11/2020).

Berdasarkan data yang diterima Kepala Negara per 29 November 2020, rata-rata kasus aktif meningkat menjadi 13,41%. Meskipun masih lebih baik dari angka dunia, namun ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata kasus aktif minggu lalu yang berada di 12,78%.

"Tingkat kesembuhan juga sama. Minggu lalu 84,03%, sekarang 83,44%," katanya.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 berkali-kali mencetak rekor selama November 2020. Hal ini sudah sepantasnya menjadi alarm tanda bahaya agar semua stakeholder, baik dari pemerintah sampai masyarakat untuk makin gencar menerapkan protokol kesehatan.

Tercatat sebanyak 4 kali Indonesia mencetak rekor pertambahan kasus harian. Yang tertinggi terjadi pada Minggu (29/11/2020) dengan 6.267 pasien Covid-19 dalam sehari.

Selain itu, juga ada rekor kasus kematian dengan 169 pasien meninggal dalam sehari pada 27 November 2020. Kemarin, kasus kematian juga menyamai rekor tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular