
Pekan Lalu Melemah Tipis, Dolar Singapura Pukul Balik Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (30/11/2020) setelah melemah tipis sepanjang pekan lalu.
Dolar Singapura menjadi mata uang yang sulit ditaklukkan rupiah pada pekan lalu, padahal, dolar Amerika Serikat (AS) mampu dibuat melemah nyaris 0,6%. Rupiah juga sudah tidak pernah melemah melawan dolar AS dalam 9 pekan terakhir.
Tetapi ketika berhadapan dengan dolar Singapura, rupiah bolak-balik di rentang rentang perdagangan kisaran Rp 10.490 sampai 10.550/SG$ pada pekan lalu, sebelum berhasil menguat 0,2%.
Sementara pada hari ini, pukul 11:05 WIB SG$ 1 setara Rp 10.528,68, dolar Singapura menguat 0,19% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Rupiah hari ini mengalami tekanan akibat kembali melonjaknya kasus penyakit virus corona (Covid-19) belakangan ini. Minggu (29/11/2020) kemarin bahkan mencatat rekor penambahan kasus harian sebanyak 6.267 orang.
Sementara itu dolar Singapura cukup perkasa, sebab perekonomiannya diprediksi bangkit tahun depan dan kemerosotan ekonomi tahun ini tidak seburuk prediksi sebelumnya, setelah berhasil meredam penyebaran virus corona.
Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura awal pekan lalu merevisi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2020. Sebelumnya PDB dilaporkan mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 7% year-on-year (YoY), kini direvisi menjadi negatif 4,8% YoY.
Meski masih mengalami resesi, tetapi kontraksi ekonomi yang dialami jauh membaik ketimbang kuartal II-2020 negatif 13,3% YoY.
Secara kuartalan, PDB periode Juli-September tumbuh 9,2% dibandingkan kuartal II-2020.
"Kinerja ekonomi Singapura yang membaik didukung oleh dimulainya kembali aktivitas secara bertahap pada kuartal ketiga setelah Circuit Breaker yang diterapkan mulai 7 April hingga 1 Juni 2020, serta rebound aktivitas di negara-negara ekonomi utama selama kuartal tersebut saat mereka keluar dari (aturan) penguncian," kata kementerian, dikutip dari CNBC International.
Circuit Breaker mengacu pada tindakan penguncian parsial negara yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus corona. Singapura mulai mencabut beberapa batasan sejak awal Juni, dengan beberapa ketentuan tetap wajib dilakukan, seperti wajib memakai masker dan topi pada pertemuan.
Kementerian tersebut juga merevisi target PDB tahun ini, dari sebelumnya kontraksi 5%-7% menjadi 6%-6,5%. Sementara tahun depan, PDB diprediksi tumbuh antara 4% hingga 6%.
"Pemulihan ekonomi tahun depan diperkirakan akan bertahap, dan tergantung dari bagaimana kinerja perekonomian dunia, serta apakah Singapura mampu tetap mengontrol penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19)," kata kementerian tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
