Luhut di Balik Deal Ekspor 200 Juta Ton Batu Bara RI ke China

Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 November 2020 11:00
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menyebutkan kesepakatan eksporĀ batu bara ke China hingga 200 juta ton mulai tahun ini difasilitasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan kesepakatan ini merupakan kerja sama government-to-government antara Indonesia dan China, diwakili oleh APBI dengan China Coal Transportation and Distribution Association. Ini sekaligus menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

"Ini pendahuluannya telah diinisiasi oleh Kemenko Marves dengan pemerintah Tiongkok yang difasilitasi juga oleh KBRI di Beijing dan Kedutaan Besar RRT di Jakarta," kata Hendra dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pekan ini.

Dia mengungkapkan adanya kesepakatan ini akan terus meningkatkan ekspor batu bara Indonesia ke China. Hingga saat ini China menjadi salah satu negara tujuan ekspor utama batu bara Indonesia yakni mencapai 30% dari total ekspor.



Sedangkan bagi China, Indonesia merupakan importir batu bara therma terbesarnya di mana pada tahun lalu 49% batu bara thermal yang masuk ke China berasal dari Indonesia

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir dari 2015-2019 terjadi kenaikan yang signifikan dari impor ini. Menurut hitungan APBI setidaknya ada pertumbuhan 13,3% tiap tahunnya. Angka terakhir ekspor batu bara ke China mencapai 130 juta ton, naik dari posisi 2015 yang sebanyak 75 juta ton.

Dia mengungkapkan, kesepakatan ini akan mulai berlaku pada 2021 hingga Desember 2023 mendatang dan akan dilakukan review tiap tahunnya.

"Nah memang MoU ini juga didorong dengan adanya keprihatinan menurunnya demand dari Tiongkok karena pandemi tentu saja, dan kami khawatir Tiongkok makin memperketat kuota impornya. Oleh karena itu MoU ini kita dorong agar mudah-mudahan pemerintah Tiongkok bisa memberi prioritas batu bara dari Indonesia," jelasnya


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Minta Indonesia Kirimkan Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular