Capital Inflow ke RI Deras, Rupiah Pukul Dolar Australia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 November 2020 13:13
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah hingga pertengahan perdagangan Kamis (26/11/2020). Aliran modal yang terus masuk ke dalam negeri mendongkrak kinerja rupiah.

Pada pukul 12:50 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.374,78, dolar Australia melemah 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Aliran modal terus masuk ke Indonesia sejak awal Novemer setelah Joseph 'Joe' Biden memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Kemenangan Biden dianggap akan menguntungkan bagi negara emerging market seperti Indonesia, sebab perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir, atau setidaknya tidak bertambah buruk.

Alhasil, perekonomian global berpotensi membaik, investor akan mengalirkan modalnya ke negara-negara emerging market dengan imbal hasil tinggi.

Kemarin di pasar saham Indonesia investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 268 miliar di pasar regular, dan Rp 581 miliar termasuk pasar tunai dan nego. Kemudian di perdagangan sesi I hari ini, investor asing juga melalukan net buy Rp 191 miliar di all market.

Sementara di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 0,8 basis poin (bps). Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan yield, ketika harga naik yield akan turun, begitu juga sebaliknya.

Ketika harga naik, artinya terjadi aksi beli, dan kemungkinan aliran modal asing juga masuk ke pasar obligasi. Hingga siang ini, yield SBN turun lagi 0,2 bps.

Sementara itu, berdasarkan rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, data transaksi 2-5 November 2020, menunjukkan nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 60 miliar. Sementara data transaksi 9 -12 November 2020, menunjukkan beli neto Rp7,18 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 4,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,47 triliun.

Kemudian pada periode 16-19 November aksi beli asing mencapai Rp 8,53 triliun, sebesar Rp 7,04 triliun di pasar SBN, dan Rp 1,49 triliun di pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular