Analisis Teknikal

Hati-hati Gengs! Meski Hijau Tebal, Posisi IHSG Masih Rentan

Tri Putra, CNBC Indonesia
26 November 2020 12:23
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Diawali koreksi pada pembukaan,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama, melanjutkan optimisme terkait vaksin dan prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca-Trump.

Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 0,23% atau 13,2 poin menjadi 5.714,224 pada Rabu (25/11/2020) pukul 11:30. Sebanyak 265 saham menguat, 157 melemah, dan 283 lainnya tak mengalami perubahan harga. Padahal pada pagi, IHSG sempat anjlok hingga menyentuh level 5.669,66 pada pukul 08:55.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 172,3 miliar di pasar reguler, di tengah nilai transaksi bursa Rp 7,15 triliun terhadap lebih dari 17 ribu saham, dengan frekuensi transaksi sebanyak 653.837 kali.

Pelaku pasar mengabaikan aksi ambil untung yang tengah terjadi di Wall Street, pasca eforia mulusnya transisi politik di Negeri Sam, yang membawa Dow Jones menembus level psikologis 30.000 pada Selasa.

Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup melemah 0,64% ke 29.853,55, sedangkan S&P 500 terkoreksi 0,08% menjadi 3.632,37. Namun demikian, indeks Nasdaq mampu menguat 0,57% ke 12.105,72.

Koreksi di bursa AS terjadi setelah rilis data pengangguran yang mengecewakan dengan 778.000 orang dilaporkan mengajukan klaim pengangguran baru pada pekan lalu. Ekonom dalam polling Dow Jones semula hanya memperkirakan angka 733.000.

Risiko efek pandemi terhadap perekonomian dinilai masih tinggi, dengan jumlah total kasus positif corona di AS yang kini melewati angka 12,4 juta. Padahal sebelumnya, investor menyambut kabar gembira AstraZeneca yang menyatakan rerata efikasi vaksinnya mencapai 70%. Kabar itu menimpali hasil positif pengembangan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Analisis Teknikal

SahamFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Saham

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.747. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.701.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 67 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual, namun RSI terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh beli yang biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang sudah terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular