
Siap-siap! Saham Batu Bara Bakal 'Meledak', Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham batu bara diperkirakan bakal melesat lagi pada perdagangan hari ini. Hal ini dipicu kontrak pembelian batu bara Indonesia oleh China yang mencapai Rp 20 triliun.
Selain itu, harga kontrak batu bara termal Newcastle berjangka itu sudah tembus ke level US$ 68,9/ton. Ini merupakan level tertinggi sejak 30 Maret.
Kenaikan harga batu bara tersebut sempat membuat saham-saham batu bara melesat kemarin, saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi.
Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melompat 26,32% ke level Rp 72/unit. Lalu saham PT Indika Energy Tbk (INDY) melesat 6,16% ke harga Rp 1.465/unit.
Kemudian saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) naik 4,9% ke harga Rp 300/unit. Saham PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) naik 3,8% ke harga Rp 218/unit dan PT Borneo Olah Sarana Tbk (BOSS) melesat 3,2% serta PT Indo Tambangraya Energy Tbk (ITMG) melesat 2,28%.
Kemarin dikabarkan China diperkirakan akan membeli batu bara Indonesia senilai US$ 1,47 miliar atau sekitar Rp 20,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$) pada 2021.
Hal tersebut berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution yang ditandatangani pada hari ini, Rabu (25/11/2020).
"Kami harapkan adanya peningkatan ekspor batu bara ke China sekitar 200 juta ton di tahun mendatang," ungkap APBI dalam keterangan resminya pada hari ini, Rabu (25/11/2020), dikutip dari Reuters.
Namun demikian, jumlah ekspor batu bara ke China tersebut akan dikaji ulang setiap tahunnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia kepada CNBC Indonesia. Dia mengakui ada penandatanganan MoU antara APBI dengan China Coal Transportation and Distribution hari ini.
"Iya benar ada tadi signing MoU," ungkapnya tanpa menjelaskan lebih rinci.
Indonesia yang merupakan negara pengekspor batu bara thermal (thermal coal) terbesar di dunia bahkan melakukan promosi penjualan batu bara melalui jalur diplomatik ke kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam seiring dengan menurunnya ekspor ke China.
Berdasarkan data Refinitiv, China mengimpor batu bara dari Indonesia selama Januari hingga Oktober 2020 sebesar 86,88 juta ton, turun 24,5% dari 115,03 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
(hps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Turut Prihatin! Saham Batu Bara Berguguran, ADRO hingga ITMG