Harga Emas Terkapar, Saham ANTM-MDKA dkk Kelabakan!

Tri Putra, CNBC Indonesia
25 November 2020 16:52
Dok Antam
Foto: Dok Antam

Jakarta, CNBC Indonesia- Pergerakan harga emas belakangan ini tidak seperti biasanya. Ketika dolar AS anjlok harga logam kuning itu juga ikutan tergelincir. Hanya di pekan ini, harga emas dunia sudah ambles 3,21%.

Rabu (25/11/2020), harga logam mulia emas di pasar spot menguat 0,42% dari posisi penutupan kemarin. Pada 15.50 WIB harga bullion dibanderol di US$ 1.813,80/troy ons. Ya, harga emas terjun bebas dari level US$ 1.870/troy ons akhir pekan lalu.

Pasar sedang dalam mode risk on sehingga aset minim risiko seperti emas pun ditinggalkan. Aksi jual emas membuat harganya tertekan. Apalagi pemicunya kalau bukan kabar baik vaksin Covid-19 yang datang secara bertubi-tubi.

Anjloknya harga emas tersebut wajar karena apabila pandemi virus corona tidak berkepanjangan maka aset-aset lindung nilai alias safe haven seperti emas harganya akan terkoreksi karena investor cenderung menjual emasnya dan memindahkan dananya ke aset yang lebih beresiko seperti saham dimana banyak emiten yang berpotensi diuntungkan dengan berputarnya kembali roda ekonomi.

Sontak saja tumbangnya harga emas di pasar spot membuat emiten emas Tanah Air berguguran. Simak tabel berikut.

Terpantau 4 emiten emas pada perdagangan hari ini tiga terkoreksi dan satu stagnan. Penurunan hari ini dipimpin oleh emiten emas pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang terkoreksi 2,43% ke level harga Rp 1.205/unit.

Sedangkan emiten emas yang stagnan adalah PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang diam di level Rp 210/unit.

Untuk emiten emas milik Grup Saratoga yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga ikut terkoreksi lumayan 0,82% ke level Rp 1.815/unit.

Sepanjang bulan ini ada empat kandidat vaksin Covid-19 yang dilaporkan memiliki tingkat keampuhan proteksi yang menjanjikan.

Pertama ada kandidat vaksin Pfizer dan BioNTech. Kandidat vaksin yang mereka kembangkan diklaim punya tingkat keefektifan sampai lebih dari 90%.

Menyusul Pfizer dan BioNTech ada Gamaleya Research Institute dengan Sputnik V miliknya. Kandidat vaksin Rusia ini juga diklaim punya efektivitas proteksi di atas 90%. Pekan lalu giliran sang pelopor vaksin Covid-19 ModernaInc yang mengumumkan vaksin buatannya punya efektivitas sampai 94,5%.

Seolah tak mau ketinggalan minggu ini AstraZeneca juga mengklaim vaksin miliknya punya efektivitas 70% - 90%. Meskipun kabar vaksin masih perlu di follow up karena banyak informasi yang belum komprehensif dan perekonomian tidak bisa serta merta bangkit meski sudah ditemukan sang juru selamat, pasar terus sumringah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular