Janet Yellen Bakal Jadi Menkeu AS, Apa Kata Warren Buffett?

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu investor kawakan dunia, Warren Buffett, tampaknya punya pandangan positif atas rencana Presiden AS terpilih Joe Biden untuk menunjuk eks Chairmen The Fed, Janet Yellen, sebagai menteri keuangan.
Investor saham terkenal dan CEO Berkshire Hathaway ini memuji Yellen setelah mengambilalih sebagai Ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (the Fed) pada tahun 2014. Saat ini Ketua The Fed dijabat Jerome Powell.
Pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire di tahun itu, Buffett mengatakan bahwa pendahulu Yellen, Ben Bernanke, melakukan "pekerjaan ahli" dalam mengenali tingkat keparahan krisis keuangan dan mengambil tindakan untuk mengatasinya.
"Dari semua yang saya lihat tentang Janet Yellen, saya merasakan hal yang sama tentang dia," katanya, dikutip Business Insider, Rabu (25/11/2020).
Dengan asumsi Yellen dikukuhkan sebagai menteri keuangan oleh Senat AS, kemungkinan besar Yellen akan fokus untuk merangsang ekonomi AS dan mengatasi pengangguran massal yang disebabkan oleh pandemi virus corona, mengingat latar belakangnya sebagai ekonom di bidang tenaga kerja.
Buffett kemungkinan akan mendukung usaha Yellen.
Hal itu tampak dari gelaran acara yang diselenggarakan bagi usaha kecil pada pekan lalu. Saat itu Buffett, memuji The Fed karena bergerak cepat untuk menopang pasar ketika pandemi melanda dan memuji Kongres AS karena menawarkan bantuan keuangan kepada rumah tangga dan usaha yang terdampak Covid-19.
Dia juga meminta pemerintahan Biden untuk memberikan lebih banyak bantuan federal untuk usaha kecil, karena mereka terus dihantam oleh pandemi.
Lebih lanjut, Yellen juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam tentang tingkat ketidaksetaraan pendapatan bagi masyarakat di AS pada tahun 2014.
Saat itu, dia juga mempertanyakan apakah kenaikan yang berkelanjutan tersebut sesuai dengan cita-cita Amerika tentang persamaan kesempatan bagi warga negara AS.
Sebagai menteri keuangan, dia mungkin akan mendorong kebijakan yang fokus pada pendistribusian kembali pendapatan secara lebih adil.
Buffett, yang telah berjanji untuk menyumbangkan lebih dari 99% uangnya untuk tujuan amal, juga mengeluhkan adanya kesenjangan kekayaan bagi warga AS.
Sebab itu, Buffet, salah satu orang terkaya di dunia, mengusulkan sokongan kredit pajak penghasilan yang lebih murah dan pajak yang lebih tinggi pada orang super kaya sebagai solusi yang mungkin bisa diterapkan pada awal tahun.
Barangkali, salah satu titik ketegangan antara Buffett dan Yellen ialah soal Wells Fargo, salah satu portofolio saham Berkshire yang paling lama. Tapi itu terjadi di masa lalu.
Saat masih menjabat Ketua The Fed, Yellen mengecam skandal rekening palsu bank Well Fargo sebagai hal yang "mengerikan dan tidak dapat diterima". Itu diungkapkan Yellen dalam konferensi pers pada 2017.
Perusahaan Buffett telah menjadi pemegang saham Wells Fargo selama lebih dari 30 tahun. Berkshire memiliki lebih dari 13% dari bank ini pada 1994, dan memegang lebih dari 500 juta saham senilai US$ US27 miliar pada 2016.
Namun, Buffett memangkas kepemilikannya menjadi kurang dari 130 juta saham, senilai kurang dari US$ US3 miliar, di kuartal ketiga tahun ini. Pembatasan yang dilakukan Yellen kala itu mungkin telah memperhitungkan keputusan Berkshire untuk menjual sebagian besar porsi sahamnya.
Namun, Buffett juga mengkritik penanganan Wells Fargo atas skandal tersebut, dan sekarang memiliki saham yang jauh lebih kecil di bank tersebut, jadi dia, menurut Business Insider, tidak akan menaruh dendam pada Yellen.
[Gambas:Video CNBC]
Warren Buffett Ngaku Bikin Salah, 'Rugi' Rp 137,2 Triliun
(tas/tas)