
Trump Akhirnya Rela Lengser, IHSG Pesta Pora & Rupiah Ceria

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai sentimen positif dari eksternal membuat pasar keuangan dalam negeri ceria sejak awal pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli panjangnya hingga hari ini, Rabu (25/11/2020), nilai tukar rupiah juga kembali ke zona hijau di awal perdagangan.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 9:42 WIB, IHSG melesat 1,05% ke 5.760,697. Sepanjang pekan ini, IHSG sudah menguat 3,44%, dan jika melihat ke belakang saat memulai reli pada 5 November lalu, IHSG tercatat "terbang" nyaris 13% dalam 15 hari perdagangan.
Sementara rupiah pagi ini menguat tipis 0,07% ke Rp 14.130/US$, dan sepanjang pekan ini menguat 0,14%. Memang tidak terlalu besar, tetapi rupiah tidak pernah melemah dalam 8 pekan terakhir, rinciannya menguat 7 pekan beruntun dan stagnan pada minggu lalu.
Selama periode tersebut, rupiah membukukan penguatan nyaris 5%.
Kabar baik datang dari AS di pekan ini. Presiden Donald Trump akhirnya membuka pintu pada transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Joseph 'Joe' Biden. Administrasi Layanan Umum (GSA) AS akhirnya membuka sumber daya federal untuk transisi setelah pemblokiran berminggu-minggu, Senin (23/11/2020) malam waktu setempat.
Hal ini merupakan kejutan besar. Trump pun, yang masih menolak kemenangan Biden, mengakui sudah waktunya GSA "melakukan apa yang perlu dilakukan".
"Keputusan hari ini adalah langkah yang diperlukan untuk mulai mengatasi tantangan yang dihadapi bangsa kita, termasuk mengendalikan pandemi dan ekonomi kita kembali ke jalurnya," kata tim transisi presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNBC International, Selasa (24/11/2020).
"Keputusan akhir ini adalah tindakan administratif definitif untuk secara resmi memulai proses transisi dengan lembaga federal."
Dengan dimulainya transisi pemerintahan tersebut, ketidakpastian yang muncul akibat faktor politik akhirnya berkurang. Alhasil sentimen pelaku pasar membaik, bursa saham AS (Wall Street) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, dengan indeks Dow Jones untuk pertama kalinya melewati level 30.000. IHSG juga ikut mendapat imbas positifnya.
Kini pelaku pasar menatap pemerintahan baru, hal bagus lainnya, Joe Biden dikabarkan menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan.
Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik. Selain itu, Yellen juga diperkirakan tidak akan membuat regulasi baru untuk perbankan, yang sebelumnya membuat pelaku pasar cemas.
Yellen merupakan ketua The Fed wanita pertama, dan juga akan menjadi menteri keuangan wanita pertama di AS.
Perusahaan farmasi asal AS, Pfizier dan Moderna dalam 2 pekan terakhir melaporkan vaksin buatannya sukses menanggulangi virus corona hingga lebih dari 90%.
Akhir pekan lalu, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.
Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.
"Pengajuan izin ini menandakan pencapaian baru dalam usaha kami mengantarkan vaksin Covid-19 kepada dunia. Kami sudah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla, sebagaimana diwartakan Reuters.
FDA belum bisa berkomentar kapan EUA bisa diberikan. Namun yang jelas FDA akan mengadakan rapat pleno pada 10 Desember 2020 di mana para anggota akan membahas penggunaan vaksin. Alex Azar, Menteri Kesehatan AS, memperkirakan izin EUA akan keluar pada pertengahan Desember.
"Jika datanya solid, maka dalam hitungan minggu izin bisa keluar terhadap vaksin yang memiliki efektivitas 95%," ungkap Azar dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Selain perusahaan di AS, perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, juga mengumumkan vaksinnya sukses menanggulangi virus corona hingga 90% tanpa efek samping yang serius.
Vaksin AstraZeneca dianggap sebagai 'game changer' untuk melawan Covid-19 ini. Ini karena vaksin ini lebih murah dari vaksin Pfizer dan Moderna serta berpotensi lebih mudah untuk mendistribusikannya secara global sehingga sangat bermanfaat bagi negara miskin dan negara berkembang.
AstraZeneca berjanji tidak akan mengambil keuntungan dari vaksin Covid-19 selama pandemi. Itu membuat harga vaksinnya lebih murah. Menurut Financial Times, vaksin ini diharga US$3-US$4 per dosis. Vaksin ini butuh 2 dosis untuk memberi perlindungan maksimal.
Vaksin Moderna dan Pfizer lebih mahal. CEO Moderna Stephane Bancel mengungkapkan kepada media Jerman Welt an Sonntag, mereka akan mengenakan biaya US$25 hingga US$37 per dosis. Vaksin ini butuh dua dosis. Adapun Pfizer akan menarik biaya US$20 per dosis.
Semakin banyak vaksin yang diklaim berhasil mengatasi virus corona tentunya membuat hidup akan normal kembali lebih cepat, yang membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan kembali memburu aset-aset berisiko.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG di Persimpangan, Masih Adakah Peluang untuk Reli?