NPL Rendah, Bos Himbara Ingatkan Bank Tetap Hati-hati

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 November 2020 17:55
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: Direktur Utama BRI Sunarso

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso mengingatkan industri perbankan nasional tetap harus mewaspadai rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang terjaga rendah selama pandemi Covid-19.

Menurut Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini, NPL rendah karena adanya kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan yang membolehkan bank untuk merestrukturisasai kredit bagi nasabah yang terdampak pandemi Covid-19.

"Itu kan, NPL rendah karena kebijakan [OJK], tapi sebetulnya substansinya apakah benar risikonya serendah itu? Itu yang harus menjadi tanggung jawab kita untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi," tutur Sunarso, dalam forum CEO Networking 2020 "Building Resilience to Economic Recovery" yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (24/11/2020).

Dia menyebut, restrukturisasi kredit bank pelat merah sampai dengan Oktober 2020 sudah mencapai Rp 490,46 triliun kepada 3,98 juta debitur terdampak. Dari debitur tersebut, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) paling besar porsinya, yakni Rp 237,30 triliun kepada 3,35 juta debitur terdampak.

Sunarso menekankan, rasio kredit bermasalah atau NPL Gross perbankan yang menurut data OJK masih terjaga stabil di level 3,15% dan NPL Nett mengalami penurunan menjadi 1,07% dari sebelumnya 1,14% tidak bisa dijadikan satu-satunya indikator yang melihat risiko kredit masih bisa termitigasi dengan baik, melainkan, bank juga harus melihat pada risiko atas kredit yang disalurkan atau loan at risk. Sehingga, bank harus terus menjaga prinsip kehati-hatian.

Sunarso juga memaklumi, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak debitur tidak bisa membayar kewajibannya sehingga akan mengurani pendapatan bunga. Oleh sebab itu, menjadi hal yang wajar bila profitabilitas bank mengalami penurunan.

"Di saat eperti ini ya gak usahlah kita itu terlalu menggebu-gebu mengejar laba. Kalau ada income itu baik, tapi mungkin income itu di-saving atau di-celengi untuk dijadikan cadangan, tidak hanya untuk meng-cover NPL tetapi meng-cover yang potensial menjadi NPL," paparnya.

Sampai dengan September 2020 ini, NPL bank Himbara terbesar masih dipimpn oleh bank BUMN yang fokus pada pembiayaan perumahan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan tingkat NPL sebesar 4,7%. Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 3,8% disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 3,5% dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 2,9%.

bumnFoto: bumn
bumn

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bankir Top Curhat ke Jokowi soal NPL Bank, Ada Alarm Bahaya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular