
Lumayan! Awal Pekan Rupiah Jadi Juara 2 di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah membukukan penguatan tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (23/11/2020), setelah stagnan sepanjang pekan lalu. Rupiah dalam 8 pekan terakhir tidak pernah melemah, menguat 7 pekan beruntun sebelum stagnan.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% di Rp 14.140/US$. Sempat melemah tipis 0,04% ke Rp 14.155/US$, rupiah balik lagi ke Rp 14.140/US$ hingga beberapa menit sebelum perdagangan berakhir.
Pada penutupan perdagangan, rupiah berhasil menambah penguatan menjadi 0.14% ke Rp 14.130/US$.
Dengan penguatan tersebut, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik kedua di Asia. Hingga pukul 15:02 WIB, rupiah hanya kalah dari won Korea Selatan yang menguat 0,38%.
Mayoritas mata uang utama Asia memang menguat melawan dolar AS pada hari ini, meski tipis-tipis.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Perkembangan vaksin virus corona membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan mengalirkan investasinya ke negara-negara berkembang seperti Indonesia, rupiah pun perkasa.
Perusahaan farmasi AS, Pfizer, telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.
Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.
"Pengajuan izin ini menandakan pencapaian baru dalam usaha kami mengantarkan vaksin Covid-19 kepada dunia. Kami sudah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla, sebagaimana diwartakan Reuters.
FDA belum bisa berkomentar kapan EUA bisa diberikan. Namun yang jelas FDA akan mengadakan rapat pleno pada 10 Desember 2020 di mana para anggota akan membahas penggunaan vaksin. Alex Azar, Menteri Kesehatan AS, memperkirakan izin EUA akan keluar pada pertengahan Desember.
"Jika datanya solid, maka dalam hitungan minggu izin bisa keluar terhadap vaksin yang memiliki efektivitas 95%," ungkap Azar dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip dari Reuters.
