Lumayan! Awal Pekan Rupiah Jadi Juara 2 di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 November 2020 15:39
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah membukukan penguatan tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (23/11/2020), setelah stagnan sepanjang pekan lalu. Rupiah dalam 8 pekan terakhir tidak pernah melemah, menguat 7 pekan beruntun sebelum stagnan.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% di Rp 14.140/US$. Sempat melemah tipis 0,04% ke Rp 14.155/US$, rupiah balik lagi ke Rp 14.140/US$ hingga beberapa menit sebelum perdagangan berakhir.

Pada penutupan perdagangan, rupiah berhasil menambah penguatan menjadi 0.14% ke Rp 14.130/US$.

Dengan penguatan tersebut, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik kedua di Asia. Hingga pukul 15:02 WIB, rupiah hanya kalah dari won Korea Selatan yang menguat 0,38%.

Mayoritas mata uang utama Asia memang menguat melawan dolar AS pada hari ini, meski tipis-tipis.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Perkembangan vaksin virus corona membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan mengalirkan investasinya ke negara-negara berkembang seperti Indonesia, rupiah pun perkasa.

Perusahaan farmasi AS, Pfizer, telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.

Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.

"Pengajuan izin ini menandakan pencapaian baru dalam usaha kami mengantarkan vaksin Covid-19 kepada dunia. Kami sudah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla, sebagaimana diwartakan Reuters.

FDA belum bisa berkomentar kapan EUA bisa diberikan. Namun yang jelas FDA akan mengadakan rapat pleno pada 10 Desember 2020 di mana para anggota akan membahas penggunaan vaksin. Alex Azar, Menteri Kesehatan AS, memperkirakan izin EUA akan keluar pada pertengahan Desember.

"Jika datanya solid, maka dalam hitungan minggu izin bisa keluar terhadap vaksin yang memiliki efektivitas 95%," ungkap Azar dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Sementara itu dari dalam negeri pada pekan lalu, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. 

Penurunan suku bunga sebenarnya berdampak negatif bagi rupiah, sebab jumlah uang yang beredar berpotensi bertambah. Selain itu, imbal hasil (investasi) di Indonesia menjadi menurun, sehingga ada risiko aliran modal asing tersendat.

Tetapi, BI juga memperkirakan inflasi di tahun ini akan rendah di bawah 2%, sehingga real return berinvestasi di dalam negeri masih akan relatif tinggi, dan masih cukup menarik bagi investor asing.

Selain itu, BI juga melaporkan transaksi berjalan (current account) yang mencatat surplus untuk pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir. Surplus transaksi berjalan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas nilai tukar rupiah.

Pada kuartal III-2020, transaksi berjalan mencatat surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.

Transaksi berjalan sudah mengalami defisit (current account deficit/CAD) sejak kuartal IV-2011, sehingga menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia. Kala defisit membengkak, Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga guna menarik hot money di pos transaksi modal dan finansial (komponen NPI lainnya) sehingga diharapkan dapat mengimbangi defisit transaksi berjalan, yang pada akhirnya dapat menopang penguatan rupiah.

Namun, kala suku bunga dinaikkan, suku bunga perbankan tentunya ikut naik, sehingga beban yang ditanggung dunia usaha hingga rumah tangga akan menjadi lebih besar. Akibatnya, investasi hingga konsumsi rumah tangga akan melemah, dan roda perekonomian menjadi melambat.

Kini dengan "hantu" CAD yang diperkirakan pergi dari Indonesia untuk pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir, akan menjadi modal rupiah untuk menguat di sisa tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular