Singapura 2021 Bangkit, Dolarnya Menguat 4 Hari Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 November 2020 15:11
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (23/11/2020) setelah pemerintah setempat memprediksi kontraksi ekonomi tak seburuk perkiraan sebelumnya, dan akan bangkit di tahun 2021.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura menguat 0,18% ke Rp 10.549,26/SG$ siang tadi, sebelum terpangkas dan berada di level Rp 10.537,1/SG$ atau menguat 0,07% pada pukul 13:27 WIB di pasar spot. Jika hingga penutupan perdagangan nanti berhasil dipertahankan, maka dolar Singapura akan membukukan penguatan dalam 4 hari beruntun.

Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura hari ini merevisi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2020. Sebelumnya PDB dilaporkan mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 7% year-on-year (YoY), kini direvisi menjadi negatif 4,8% YoY.

Meski masih mengalami resesi, tetapi kontraksi ekonomi yang dialami jauh membaik ketimbang kuartal II-2020 negatif 13,3% YoY.

Secara kuartalan, PDB periode Juli-September tumbuh 9,2% dibandingkan kuartal II-2020.

"Kinerja ekonomi Singapura yang membaik didukung oleh dimulainya kembali aktivitas secara bertahap pada kuartal ketiga setelah Circuit Breaker yang diterapkan mulai 7 April hingga 1 Juni 2020, serta rebound aktivitas di negara-negara ekonomi utama selama kuartal tersebut saat mereka keluar dari (aturan) penguncian," kata kementerian, dikutip dari CNBC International. 

Circuit Breaker mengacu pada tindakan penguncian parsial negara yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus corona. Singapura mulai mencabut beberapa batasan sejak awal Juni, dengan beberapa ketentuan tetap wajib dilakukan, seperti wajib memakai masker dan topi pada pertemuan.

Kementerian tersebut juga merevisi target PDB tahun ini, dari sebelumnya kontraksi 5%-7% menjadi 6%-6,5%. Sementara tahun depan, PDB diprediksi tumbuh antara 4% hingga 6%.

"Pemulihan ekonomi tahun depan diperkirakan akan bertahap, dan tergantung dari bagaimana kinerja perekomian dunia, serta apakah Singapura mampu tetap mengontrol penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19)," kata kementerian tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular