
Sudah Tembus 5.600, Sesi II IHSG Masih Kuat Naik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (23/11/2020) menyusul kabar positif terkait vaksin yang menyelimuti bursa saham Asia.
Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat atas vaksin yang mereka kembangkan kepada Balai Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA). Ini adalah proposal pertama yang diajukan ke FDA, untuk penggunaan darurat vaksin anti-corona.
Di Indonesia, indeks acuan bursa pun menguat, yakni sebesar 0,89% atau 49,5 poin menjadi 5.621,52. Sebanyak 287 saham menguat, 143 melemah, dan 275 lainnya tak mengalami perubahan harga.
Investor asing mencetak pembelian bersih senilai Rp 199,7 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi Rp 6,2 triliun.
Analisis Teknikal
![]() IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas dengan BB yang kembali menyempit atas maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.653 apabila konsisten menembus level ini maka jalan IHSG untuk ke level 5.675 akan semakin terbuka. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.514.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 70, yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi apabila momentum sedang kuat RSI bisa bertahan di zona jenuh beli dalam waktu yang lama.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau menyamping.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000