
Gokil! Harga Batu Bara Dunia Reli Terus, Tembus US$ 65/ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara pada pekan ini masih melanjutkan reli kenaikan harga yang sudah terjadi selama sebulan terakhir dan sudah berada di atas level US$ 65/ton.
Minggu ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) kembali melonjak 4,55% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, harga batu bara tersebut ditutup di atas US$ 65/ton, lebih tepatnya di US$ 65,45/ton.
Di tengah terus meningkatnya kasus infeksi Covid-19 yang menjadi ancaman utama turunnya harga komoditas, terselip kabar positif seputar perkembangan vaksin Covid-19.
Dalam 2 pekan terakhir beberapa pengembang vaksin melaporkan analisa awal hasil uji klinis tahap akhir. Pfizer, BioNTech dan Moderna menjadi tiga pengembang yang membawa kabar gembira tersebut.
Kandidat vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan diklaim memiliki tingkat keampuhan lebih dari 92%. Hal ini mampu membuat harga aset-aset keuangan dan komoditas termasuk batu bara melompat lebih tinggi.
Sebelumnya pada pekan lalu, vaksin buatan Pfizer dan BioNTech diklaim sukses dalam uji klinis tahap terakhirnya hingga lebih dari 90%. Kabar baiknya lagi, pada pekan ini, persentase keberhasilan vaksin membuat antibodi di tubuh orang dewasa bertambah hingga 95%.
Selain vaksin Pfizer, Moderna juga mengklaim sama dengan kesuksesan uji klinis tahap akhir hingga 94,5%.
"Ini merupakan momentum perbaikan dalam perkembangan kandidat vaksin Covid-19 milik kami. Sejak awal Januari kami mengejar virus ini dengan intens untuk melindungi manusia di seluruh dunia sebisa mungkin. Analisis positif dari studi fase III memberikan validasi klinis awal bahwa vaksin bisa mencegah Covid-19," ujarnya CEO Moderna Stephane Bancel.
Pada Agustus 2020 lalu, Moderna mengatakan menjual vaksin tersebut dengan harga US$ 32-US$ 37 per dosis untuk sejumlah pembeli. Namun bila penjualan dalam jumlah besar, harganya bisa jauh lebih murah.
Akhir tahun ini, Moderna menyatakan siap mengirim sekitar 20 juta dosis vaksin ke AS. Kemudian tahun depan bakal mengedarkan secara global sebanyak 500 juta hingga 1 miliar dosis vaksin.
Ekspor batu bara Australia ke China memang drop tetapi diimbangi oleh peningkatan impor dari India, Jepang dan Korea Selatan yang merupakan konsumen energi fosil terbesar di kawasan Asia setelah China.
Ekspor ke India dalam pada bulan September tahun ini tercatat sebesar 5,97 juta ton. Namun, impor batu bara India dari Australia sebagian besar merupakan batu bara kokas dan oleh karena itu hanya berdampak kecil pada harga batu bara termal.
Di luar China, pelanggan batu bara termal utama Australia adalah Jepang dan Korea Selatan, yang memberikan gambaran yang lebih positif bagi penambang batu bara asal Negeri Kanguru.
Ekspor Australia ke Jepang sedikit meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Ekspor batu bara tercatat mencapai 8,3 juta ton di bulan Oktober dan 8,45 juta di bulan September. Ekspor pada dua bulan tersebut menjadi yang terbaik sejak Maret.
Pengiriman ke Korea Selatan mencapai 4,95 juta ton pada Oktober atau mengalami kenaikan dari 4,24 juta pada September dan menjadi ekspor Australia terkuat sejak Desember tahun lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Naik Tipis, Harga Batu Bara di Level Tertinggi 7 Bulan