Bergerak Liar, Investor Cari Cuan & IHSG Sesi I Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
20 November 2020 11:59
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (20/11/20) ditutup di zona merah, terkoreksi 0,24% di level 5.580,87. Padahal Neraca Pembayaran Indonesia berhasil surplus setelah sembilan tahun defisit.

Investor tampaknya mengambil kesempatan merealisasikan keuntungang yang mebuat IHSG bergerak liar pada perdagangan hari ini. Padahal IHSG sempat terbang tinggi di awal pembukaan, tapi jatuh ke zona merah sebelum kembali menghijau dan akhirnya ditutup terkoreksi.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 301 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7,3 triliun. Terpantau 197 saham terapresiasi, 221 saham turun, sisanya 176 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan jual bersih sebesar Rp 50 miliar dan PT bank Negara Indonesia Tbk(BBNI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 44 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan beli bersih sebesar Rp 37 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan net buy sebesar Rp 10 miliar.

Dari dalam negeri, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus pada kuartal III-2020, meski tidak sebesar surplus kuartal sebelumnya. Namun yang menjadi kejutan adalah transaksi berjalan berhasil surplus setelah sembilan tahun defisit.

"NPI mencatat surplus sebesar US$ 2,1 miliar pada triwulan III 2020, melanjutkan capaian surplus sebesar US$ 9,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial," sebut keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), Jumat (20/11/2020).

Pada kuartal III-2020, transaksi berjalan (current account) mencatat surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah masih tertahannya kegiatan impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat.

Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi oleh peningkatan defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang masih rendah, serta peningkatan defisit jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring peningkatan impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring (online) selama pandemi Covid19. Sedangkan defisit neraca pendapatan primer meningkat, terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang meningkat.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berayun ke jalur hijau pada penutupan perdagangan Kamis (19/11/2020), menyusul kenaikan saham-saham teknologi, setelah sempat dibuka terpelanting hingga 100 poin.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 44,8 poin ( 0,2%) ke 29.483,23 sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,4% ke 3.581,87, sementara Nasdaq tumbuh 0,9% menjadi 11.904,71.

Kabar positif tambahan muncul dari Senat, di mana iompinan majelis rendah Chuck Schumer (senator dar Partai Demokrat) dan pimpinan majelis tinggi Mitch McConnell dari partai Republk menyatakan kesepakatan untuk melanjutkan pembahasan stimulus.

"Sembari menunggu kejelasan vaksin dan tambahan stimulus fiskal, investor benar-benar berupaya menginterpretasikan pengaruhnya dalam waktu dekat," tutur Michael Arone, Kepala Perencana Investasi State Street Global Advisors, kepadaCNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular