Batal Tembus RM 3.400/Ton, Harga CPO Masih Oke Kok

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 November 2020 10:58
FILE PHOTO: A worker shows palm oil fruits at a plantation in Chisec, Guatemala December 19, 2018. REUTERS/Luis Echeverria/File Photo
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) Malaysia sempat melesat dan tembus level psikologis RM 3.400/ton pada perdagangan intraday kemarin. Namun di akhir perdagangan harga kontrak CPO ditutup di level yang lebih rendah. Hari ini Jumat (20/11/2020) harga CPO naik lagi. 

Pada 10.40 WIB, harga kontrak CPO pengiriman Februari di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 0,51% dari posisi penutupan kemarin. Harga kontrak CPO kini berada di RM 3.359/ton.

Sentimen yang beredar di pasar adalah kecemasan soal pasokan yang menipis akibat Covid-19 dan memasuki periode produksi musiman yang rendah akhir tahun baik di Indonesia dan Malaysia.

Harga CPO yang lebih rendah, kekeringan panjang hingga penggunaan pupuk yang lebih rendah membuat output di Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia drop dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Sementara itu di Malaysia prospek produksi juga negatif lantaran kekurangan tenaga kerja panen akibat pembatasan mobilitas publik semasa pandemi Covid-19 merebak. Fenomena perubahan iklim La Nina yang melanda kawasan tropis pasifik juga semakin mengukuhkan kecemasan akan pasokan minyak nabati ini.

Secara historis, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adanya La Nina cenderung membuat harga CPO tertekan ke atas. La Nina yang terjadi tahun ini diperkirakan bersifat moderat dan akan berlangsung sampai akhir tahun.

Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan hujan lebat, badai dan angin kencang diperkirakan akan terus berlanjut di seluruh negeri hingga akhir Desember sebagaimana diberitakan oleh media pemerintah Bernama.

Reuters melaporkan FGV Holdings Bhd sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar dunia memperingatkan bahwa produksi kuartal keempatnya akan terpukul oleh ketidakpastian cuaca dan pengendalian wabah Covid-19.

"Namun, kemungkinan penurunan permintaan bahan bakar di Indonesia, dan premi minyak sawit yang sangat tinggi dibandingkan minyak gas dapat mengakibatkan ditundanya mandat biodiesel B40, kemungkinan akan mempengaruhi tren naik minyak sawit," Anilkumar Bagani, kepala penelitian Mumbai broker minyak nabati Sunvin Group.

Harga CPO yang terus naik sementara jauh melampaui kenaikan harga minyak dan gas pada akhirnya membuat penggunaan CPO untuk biodiesel menjadi tidak ekonomis. Akhirnya permintaan CPO untuk sektor bahan bakar pun menurun dan ini akan menjadi salah satu penghambat kenaikan harga lebih lanjut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hore! Harga CPO Sudah di Atas RM 3.300/ton, Siap ke RM 3.500?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular