
Wall Street yang Menguat, Bursa Asia Dibuka Campur Aduk

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka mixed, mayoritas melemah pada perdagangan Jumat (20/11/2020), di tengah penguatan kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street akibat kabar positif terkait kelanjutan pembahasan stimulus AS.
Hanya dua indeks yang hari ini dibuka di zona hijau, yakni indeks Hang Seng di Hong Kong yang dibuka menguat 0,19% dan Straits Times Index (STI) Singapura yang naik tipis 0,08%.
Sedangkan sisanya dibuka di zona merah, yaitu indeks Nikkei di Jepang yang dibuka terkoreksi 0,53%, KOSPI Korea Selatan yang melemah 0,11% dan Shanghai Composite China yang turun 0,1%.
Beralih ke barat, Bursa saham Amerika Serikat (AS) berayun ke jalur hijau pada penutupan perdagangan Kamis (19/11/2020), seiring kabar positif yang datang terkait kelanjutan pembahasan stimulus AS dan kabar positif dari vaksin corona (Covid-19) buatan AstraZeneca.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 44,8 poin atau 0,2% ke 29.483,23 sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,4% ke 3.581,87, sementara Nasdaq tumbuh 0,9% menjadi 11.904,71.
Kabar positif tambahan muncul dari Senat, di mana iompinan majelis rendah Chuck Schumer (senator dar Partai Demokrat) dan pimpinan majelis tinggi Mitch McConnell dari partai Republk menyatakan kesepakatan untuk melanjutkan pembahasan stimulus.
"Sembari menunggu kejelasan vaksin dan tambahan stimulus fiskal, investor benar-benar berupaya menginterpretasikan pengaruhnya dalam waktu dekat," tutur Michael Arone, Kepala Perencana Investasi State Street Global Advisors, kepada CNBC International.
Kabar positif lainnya datang dari vaksin virus Covid-19 besutan AstraZeneca dan University of Oxford yang dinyatakan aman dan memicu antibodi bagi orang dewasa.
Laporan CNBC Analysis menyebutkan bahwa rerata harian infeksi baru Covid-19 d AS pada Rabu mencetak rekor tertinggi baru menjadi 161.165, atau melesat 26% dalam sepekan.
Sebanyak 11,5 juta warga AS terkonfirmasi Covid-19, sehingga mendorong pengetatan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) AS menyerukan pembatalan rencana perayaan Thanksgiving.
Pada Rabu, Walikota New York Bill de Blasio mengumumkan penutupan sekolah negeri digantikan dengan belajar-dari-rumah sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus Covid-19 jelang musim dingin. Kebijakan ini bakal diikuti pemerintah negara bagian yang lain.
Sejauh ini pandemi Covid-19 masih menekan perekonomian, sehingga Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 742.000 warganya mengajukan klaim tunjangan pengangguran sepekan lalu, atau lebih buruk dari konsensus analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 710.000.
Sementara itu, di kawasan Asia, data ekonomi yang telah dirilis pagi hari ini adalah data inflasi Jepang periode Oktober 2020, data Purchasing Manager' Index (PMI) Jepang versi Jibun Bank periode November 2020, dan indeks harga produsen (producer price index/PPI) Korea Selatan (Korsel) periode Oktober 2020.
Berdasarkan data dari Trading Economics, inflasi Jepang periode Oktober 2020 secara tahunan (year-on-year/YoY) turun menjadi -0,4% dari periode yang sama tahun 2019 di angka 0%.
Sedangkan inflasi bulanan (month-on-month/MoM) Jepang masih tetap sama dari sebelumnya pada September 2020, yakni di -0,1%. Adapun inflasi inti Jepang (YoY) naik menjadi -0,7%.
Selain inflasi Negeri Sakura, data ekonomi lainnya adalah PPI Korsel. Tercatat PPI Negara Gingseng tersebut tumbuh -0,6% pada Oktober 2020 (YoY), sedangkan secara bulanan (MoM), PPI Korsel tumbuh negatif 0,5% pada Oktober 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
