Melesat 9% dalam 2 Pekan, IHSG Masih Ngegas!

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 November 2020 15:45
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu(18/11/20) berada zona hijau naik 0,50% di level 5.557,51.

Reli IHSG selama 2 pekan terakhir tak terbendung. Sejak dua minggu lalu IHSG sudah berhasil melesat 8,85% dari level 5.105,19 dan hanya mencatatkan koreksi sekali. Tercatat 232 saham terbang, 210 saham terkoreksi, dab 175 stagnan.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 475 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 12,2 triliun. 

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dengan jual bersih sebesar Rp 79 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 48 triliun.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 307 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy sebesar Rp 194 miliar.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (17/11/2020) atau Rabu pagi waktu Indonesia, menyusul aksi jual atas saham peritel obat di tengah buruknya rilis data penjualan ritel.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 167,1 poin (-0,6%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) menjadi 29.783,35 dan S&P 500 surut 0,5% ke 3.609,53. Nasdaq surut 0,2% ke 11.899,34.

Biangnya adalah data penjualan ritel per Oktober yang tumbuh lebih lambat yakni sebesar 0,3%, atau jauh berbalik dari proyeksi analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 0,5%.

"Wajar jika pasar perlu tarik nafas terlebih dahulu, dan rilis penjualan ritel yang cukup mengecewakan memfasilitasi itu," tutur Chris Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pada Senin, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi setelah Moderna merilis hasil uji coba tahap ketiga yang menunjukkan bahwa vaksin besutannya memiliki tingkat efikasi, atau persentase sukarelawan penerima vaksin yang sukses membentuk antibodi, 94,5%.

Kesuksesan tersebut mengamplikasi optimisme pekan sebelumnya ketika perusahaan farmasi AS Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech mengumumkan tingkat efikasi vaksin mereka mencapai lebih dari 90%.

Sentimen buruk juga masih mengemuka dari angka kasus virus corona, sehingga mengaburkan outlook ekonomi dalam jangka pendek. Dalam sepekan terakhir, AS mencatatkan 1 juta pasien baru virus Covid-19 sehingga total infeksi secara nasional menembus 11 juta, dengan 70.000 di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

Di Eropa, gelombang kedua kenaikan kasus Covid juga dilaporkan melambat pagi ini, berkat pengetatan pembatasan sosial di Prancis, Belanda, dan Belgia. Kasus di Jerman, Spanyol, dan Italia kian stabil, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular