
OJK Yakin IHSG Tembus 6.000, Analis: Paling Banter 5.800!

Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya tersisa tinggal lima pekan lagi, tahun 2020 akan segera berakhir. Meski secara tren, laju bursa saham domestik terus melanjutkan penguatan, hanya saja kalangan analis melihat masih berat jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) finis di level psikologis 6.000 pada akhir tahun ini.
Menurut analis PT Panin Sekuritas, William Hartanto, menilai, masih terlalu berat jika dalam lima pekan ke depan IHSG bisa menembus level psikologis 6.000.
Namun, ada peluang IHSG bergerak mendekati level tersebut, tepatnya di kisaran 5.800.
"Saat ini, secara teknikal IHSG masih terhadang resistance [batas atas] 5.613, ada gap di sana yang terbentuk karena sentimen Covid-19 pada awal tahun, resistance ini agak sulit ditembus," ungkap William, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (18/11/2020).
Sebagai contoh, imbuh William, saat ini IHSG juga masih konsolidasi di sekitar area 5.500 yang menandakan bahwa setiap resistance memang memerlukan waktu untuk berubah posisi menjadi support (batas tahanan bawah) baru.
"Jadi kemungkinan ke 6000 lumayan berat karena masih ada 5.613 sebagai resistance yang cukup kuat," kata William melanjutkan.
Berpendapat senada, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas Indonesia, Anugerah Zamzami Nasr menilai, paling banter IHSG akan menuju level psikologis 5.700 sampai dengan 5.800 di akhir tahun ini.
Level tersebut akan disokong dengan ekspektasi arus modal asing yang kembali deras ke bursa saham domestik. Awalnya, Phillip Sekuritas memperkirakan, base case skenario IHSG di ujung tahun ini di level 5.400 - 5.550.
"Tapi katalis dari net inflow [aliran modal keluar] yang deras dan progres berita mengenai produksi maupun distribusi vaksin Covid-19 bisa berpeluang membawa indeks ke 5.700-5.800 di akhir tahun," imbuh Zamzami, kepada CNBC Indonesia.
Sementara itu, Head of Research Mirae Asset, Hariyanto Wijaya memprediksi IHSG masih akan positif hingga akhir tahun ini.
Hariyanto menilai, hasil sementara pemilihan presiden (pilpres) AS dan vaksin membuat pandangan pelaku pasar keuangan terhadap prospek ekonomi berbalik menjadi positif dari sebelumnya negatif atau bahkan stagnan karena pandemi.
Beberapa faktor lain turut memicu positifnya reaksi pelaku pasar akibat perkembangan ekonomi terkini terutama pada komoditas nikel dan minyak sawit mentah (CPO).
"Pelaku pasar diyakini akan tetap melihat masih ada harapan terhadap perbaikan kondisi dan memprediksi akan ada perbaikan ekonomi di Indonesia tahun depan," ujarnya.
Sebelumya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kinerja pasar modal Tanah Air mulai membaik dengan aliran modal asing alias net buy mencapai Rp 5,23 triliun pada pekan pertama November ini.
"Ada tanda-tanda pertumbuhan kredit [bank] positif, yang dari Maret terkontraksi. Kemudian sentimen positif di pasar moda, [IHSG] sudah tembus 5.509,5," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Gedung DPR, dalam Rapat Dengar Pendapat, Kamis ini (12/11/2020).
"Ini upaya sentimen positif di pasar modal adalah refleksi fundamental akan lebih baik dengan kebijakan bersama-sama fiskal, moneter, dan keuangan," tegas mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di New York, AS itu.
"Meski belum recover sebelum Maret, aliran dana asing sudah masuk di pasar saham Rp 5,23 triliun di [awal] November yang sebelumnya mengalami net sell," jelasnya.
Wimboh juga menyampaikan pemulihan itu juga tercermin dari pasar obligasi negara, di mana imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) acuan tenor 10 tahun berada di level 6,7%, menurun dari sebelumnya yang cukup tinggi 6,97%. Penurunan yield adalah sentimen positif karena harga SUN menjadi naik.
Adapun dari sisi raihan dana di pasar modal, atau raising fund juga masih berjalan. Wimboh menjelaskan angka terakhir sudah mencapai Rp 97,7 triliun dari 145 emiten. Jumlah pencarian dana itu di antaranya berasal dari 44 emiten baru lewat mekanisme IPO (initial public offering).
Sampai Desember, katanya, ada 33 emiten yang raising fund dengan indikasi dana mencapai Rp 17,28 triliun.
Sebelumnya Wimboh juga mengatakan bahwa berbagai kebijakan dikeluarkan otoritas untuk menghadapi dampak dari pandemi Covid-19 diproyeksikan bisa meningkatkan kepercayaan investor.
OJK pun optimistis pasar bisa kembali pulih dari efek pandemi ini. Saat ini posisi IHSG telah kembali ke kisaran 5.500-an, setelah sempat menyentuh titik terendahnya sekitar 3.900-an di awal pandemi, Maret-April lalu.
"Sekarang saham sudah kembali di atas 5.000, kami yakin bisa normal kembali 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama," kata Wimboh dalam Forum Diskusi Sektor Finansial yang mengambil tema "Kondisi Sektor Keuangan Terkini Serta Meneropong Ekonomi 2021" yang digelar CNBC Indonesia, Selasa (10/11/2020).
![]() Data OJK, 12 November 2020 |
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
