
Lord Luhut Effect! Saham ANTM-TINS-INCO Beneran "Meledak"

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham trio emiten yang digadang-gadang bakal ikut ambil peran dalam pembentukan Holding Indonesian Battery langsung meroket pagi ini, Rabu (18/11/2020).
Kenaikan saham-saham tersebut setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kabar baik soal bakal ditekennya proyek akbar ini.
Ketiga saham tersebut yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Pria yang akrab disapa Luhut inimengabarkan bahwa perusahaan raksasa baterai asal Korea Selatan, LG Chem Ltd, salah satu investor pabrik baterai di Indonesia, dipastikan akan segera meneken kerja sama investasi untuk mendorong hilirisasi nikel hingga menjadi baterai mobil listrik di Indonesia.
Sontak saja ketiga saham sektor pertambangan tersebut berhasil melesat.
Kenaikan dipimpin oleh Antam dengan kenaikan 5,88% ke level Rp 1.260/unit. Sedangkan anggota Holding MIND ID lainnya yakni PT Timah juga tidak kalah tinggi dengan kenaikan 5,16%.
Sedangkan kenaikan paling moderat dibukukan oleh Vale Indonesia dengan kenaikan 3,71% ke level harga Rp 4.750/unit.
Sebelumnya Luhut menyampaikan kepastian tanda tangan perusahaan asal Korea Selatan dalam sebuah seminar Universitas Gadjah Mada yang disiarkan melalui kanal YouTube, Selasa (17/11/2020).
"Minggu ini kalau tidak ada perubahan LG dari Korea akan segera tanda tangan," kata Luhut.
LG Chem Ltd merupakan satu dari sejumlah perusahaan baterai kelas dunia yang telah menyatakan minat untuk menanamkan modalnya di Indonesia.Selain LG, ada pula Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).
"Dan sekarang kita approachyang lain, saya kira masih on going," jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah BUMN turut membentuk perusahaan Holding Indonesia Battery untuk membangun pabrik baterai terintegrasi ini. Holding ini dipimpin oleh holding BUMN pertambangan MIND ID melalui Antam, bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
CEO Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan perusahaan Holding Indonesia Battery ini yang nantinya diarahkan untuk bekerja sama dengan dua calon mitra dari China dan Korea Selatan tersebut.
"Kerja sama dengan mitra China dan Korea, dari hulu sampai hilir sekitar US$ 12 miliar. Sudah disiapkan rencana kerja sama kongkrit, rencana pemanfaatan nikel sampai hasilkan baterai," paparnya.
Saat ini pihaknya tengah menyusun pembentukan perusahaan Holding PT Indonesia Battery tersebut.
"Di hulu ada Antam, yang intermediate ada Pertamina, hilir ada PLN. Sekarang lagi diproses. Itu nanti ada Indonesia Battery, itu holding company yang terlibat dalam pembuatan baterai dari hulu ke hilir," jelasnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000