
Rights Issue, BRMS Target Himpun Dana Rp 1,6 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan mineral Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengumumkan rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Mengacu pengumuman yang disampaikan manajemen BRMS, perseroan akan menerbitkan sebanyak 22,9 miliar saham biasa Seri B dari portepel dengan harga pelaksanaan Rp 70 per saham dan nilai nominal Rp 50. Sehingga, dari aksi korporasi diperkirakan perseroan akan meraih dana sebesar Rp 1,6 triliun.
Dalam rights issue tersebut, Hartman International Pte. Ltd akan bertindak sebagai pembeli siaga. Hartman akan bagian sisa saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebanyak-banyaknya 6,22 miliar saham dengan harga yang sama.
Adapun, bagi pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya, sahamnya akan terdilusi sebanyak-banyaknya 40,15%.
Mengacu prospektus yang dipublikasikan perseroan, rencananya, dana dari rights issue ini akan digunakan untuk mengembangkan usaha perseroan sebesar US$ 76,25 juta.
Selanjutnya, perseroan juga akan menggunakan dana sebesar US$29,8 untuk pelunasan tagihan dalam rangka kegiatan operasional dan pengembangan unit usaha perseroan. Pengembangan ini meliputi persiapan pelaksanaan konstruksi dan pengoperasioan pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 500 ton per hari yang telah dibayarkan oleh BUMI selaku induk usaha perseroan.
"Sisanya digunakan untuk pembiayaan modal kerja untuk kegiatan operasional terkait dengan proyek tambang emas dan perak yang dioperasikan oleh PT Citra Palu Minerals dan proyek tambang tembaga, emas dan perak yang dioperasikan oleh PT Gorontalo Minerals," ungkap manajemen BRMS dalam prospektus tersebut, dikutip Rabu (18/11/2020).
Sebagai informasi, pemegang saham perseroan sampai dengan 27 Oktober 2020 mengacu data BEI antara lain, First Financial Company dengan porsi kepemilikan sebesar 20,07%.
Wexler Capital Pte menggenggam sebesar 20,83%, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tercatat sebesar 8,83%. PT Bio-fuel Indo Sumatra dan Fountain City Investment Ltd masing-masing sebesar 8,36% dan 7,04%. Adapun pemegang saham publik tercatat sebesar 34,87%.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! BRMS Tunjuk Adika Bakrie Jadi Komisaris Utama