Vaksin Moderna Bikin Kurs Dolar Australia Merosot 0,6%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 November 2020 15:27
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah hingga pertengahan perdagangan Selasa (17/11/2020) setelah membukukan penguatan awal pekan kemarin.

Dolar Australia memang cukup kuat dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS) dan Singapura, kemarin 2 dolar tersebut tumbang melawan rupiah, tetapi Mata Uang Kanguru justru menguat 0,33%.

Pada pukul 13:13 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.257,64. Dolar Australia merosot 0,6% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kemarin, dolar Australia mampu menguat setelah data dari China menunjukkan investasi asing (foreign direct investment/FDI) naik 6,4% pada periode Januari-Oktober dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 5,2%, dan sudah tercatat mengalami peningkatan dalam 4 bulan beruntun.

Kembali mengalirnya arus modal ke Negeri Tiongkok menunjukkan perekonomiannya bangkit dari kemerosotan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta kepercayaan investor yang mulai pulih. Sebelumnya, FDI di China mengalami penurunan pada periode Februari-Juni.

China merupakan mitra dagang utama Australia, pulihnya perekonomian Negeri Tiongkok tentunya akan mengerek naik perekonomian Negeri Kanguru.

Sementara pada perdagangan hari ini, rupiah lebih bertenaga merespon kabar vaksin virus corona dari perusahaan farmasi asal AS lainnya, Moderna.

CEO Moderna, Stephane Bancel, kemarin mengatakan hasil sementara uji coba tahap III vaksin miliknya efektif mencegah Covid-19 hingga lebih dari 94%.

"Ini merupakan momentum perbaikan dalam perkembangan kandidat vaksin Covid-19 milik kami. Sejak awal Januari kami mengejar virus ini dengan intens untuk melindungi manusia di seluruh dunia sebisa mungkin. Analisis positif dari studi fase III memberikan validasi klinis awal bahwa vaksin bisa mencegah Covid-19," ujarnya.

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik dan memburu aset-aset berisiko. Aliran investasi kembali masuk ke Indonesia yang membuat rupiah perkasa.

Di pasar saham, pada perdagangan sesi I investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 562,66 miliar.

Sementara itu di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun hari ini turun 5,1 basis poin ke 6.231%. Untuk diketahui pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga SBN, ketika yield turun harganya naik, begitu juga sebaliknya. Saat harga naik, artinya ada aksi beli di pasar obligasi, yang bisa menjadi indikasi masuknya aliran modal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular