Utang Menggunung, Gelombang Gagal Bayar Landa BUMN China

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
16 November 2020 17:43
FILE PHOTO: Oil tanks are seen at an oil warehouse at Yangshan port in Shanghai, China March 14, 2018. REUTERS/Aly Song/File Photo
Foto: REUTERS/Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank dan pengelola dana China baru-baru ini melepas kepemilikan beberapa obligasi yang ditanamkan kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China setelah sejumlah perusahaan tersebut memiliki permasalahan utang yang serius.

Dikutip dari Reuters, wanprestasi terkonsentrasi di industri tradisional, termasuk batu bara dan otomotif.

Berikut ini daftar perusahaan yang memiliki permasalahan utang .

1. Yongcheng Coal & Electricity Holding.

Yongcheng Coal & Electricity Holding Group Company Limited mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka gagal melakukan pembayaran pokok dan bunga atas 1 miliar yuan (Rp 2,1 Triliun) atas surat berharga yang jatuh tempo.

Yongcheng adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang investasi dan pengelolaan batu bara, listrik, kereta api, kimia dan pertambangan.

Perusahaan ini merupakan unit dari Henan Energy and Chemical Industry Group Company Limited. Awalnya Yongcheng merupakan sebuah perseroan terbatas, namun akhirnya dikendalikan oleh Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara provinsi Henan.

2. Huachen Automotive Group.

Huachen Automotive Group adalah perusahaan tidak sehat selanjutnya. Bulan lalu, perusahaan yang dimiliki oleh provinsi Liaoning tersebut gagal membayar hutang obligasi sebesar 1 miliar yuan (Rp 2,1 Triliun)

Perusahaan ini adalah induk dari Brilliance Automotive Holdings, mitra usaha patungan BMW. Huachen mengatakan pada hari Senin bahwa kreditur telah mengajukan permohonan ke pengadilan untuk merestrukturisasi perusahaan.

Saat ini Huachen memiliki total 47.000 karyawan dan aset lebih dari 190 miliar yuan, katanya di situs webnya.

3. Tsinghua Unigroup.

Pekan lalu investor melepas obligasinya yang diterbitkan oleh Tsinghua Unigroup Ltd, menyusul peringatan utang dari lembaga rating kredit.

China Chengxin International Credit Rating (CCXI) menurunkan peringkat kredit Tsinghua Unigroup menjadi AA dari AAA dan terus memasukkannya ke dalam daftar yang perlu pemantauan serius

CCXI mengatakan masih belum pasti kapan Unigroup mampu menutup hutang-hutangnya karena perusahaan menghadapi tekanan yang signifikan dalam mengumpulkan dana untuk membayar tagihan yang jatuh tempo.

Tsinghua Unigroup, didirikan oleh Universitas Tsinghua di Beijing, adalah perusahaan infrastruktur dan layanan digital dengan fokus pada komponen elektronik dan manufaktur peralatan. Dilaporkan bahwa perusahaan ini memiliki hampir 40.000 karyawan pada akhir 2018.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Usir China dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular