
Fitch Solutions: Dolar Singapura Akan Menguat hingga 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (16/11/2020). Ke depannya, mata uang Negeri Merlion ini diprediksi akan terus menguat, bahkan hingga tahun 2021 oleh Fitch Solutions.
Melansir data Refinitiv, dolar Singapura hingga tengah hari ini menguat 0,11% ke SG$ 1,34/US$ di pasar spot. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak bulan Januari lalu.
Fitch Solutions melihat potensi berlanjutnya penguatan dolar Singapura melawan dolar AS akibat kondisi kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19), yang bertolak belakang, serta faktor teknikal. Kasus Covid-19 di Singapura sudah terkendali, sementara di AS justru kembali melonjak.
"AS sedang berjuang menanggulangi Covid-19, sementara Singapura sudah bersiap membuka kembali perekonomian," tulis Fitch Solutions.
"Dari perspektif domestic, pandemi Covid-19 akan berhasil ditanggulangi dan pemerintah Singapura akan berhati-hati untuk membuka kembali perekonomian yang bisa meningkatkan permintaan domestik. Dari eksternal, pemulihan di wilayah Asia, khususnya V-shape di China terlihat akan semakin kuart dalam beberapa kuartal ke depan, yang bisa meningkatkan ekspor Singapura, pada akhirnya menguatkan mata uangnya".
Dolar Singapura boleh menguat melawan dolar AS, tetapi melawan rupiah justru keok.
Pada pukul 11:23 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.477,704, dolar Singapura melemah 0,23% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Saat kondisi perekonomian di Asia membaik, Indonesia tentunya juga akan mendapat rejeki. Aliran modal akan deras ke dalam negeri mengingat imbal hasil yang diberikan relatif lebih tinggi ketimbang Singapura.
Yield obligasi tenor 10 tahun Indonesia saat ini berada di kisaran 6,3%., sementara Singapura 0,9%. Ada selisih yang cukup jauh, sehingga berinvestasi di Indonesia menjadi lebih menarik saat perekonomian global mulai bangkit, dan sentimen pelaku pasar membaik.
Dalam 2 pekan terakhir, aliran modal deras masuk ke Tanah Air. Data Bank Indonesia menunjukkan pada periode 2-5 November 2020, transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik membukukan beli neto Rp3,81 triliun. Rinciannya, beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 60 miliar.
Sementara data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan 2 pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli (net buy) sebesar Rp 1,2 triliun. Sepanjang pekan lalu bahkan lebih besar lagi, Rp 4,45 triliun masuk ke pasar saham dalam negeri.
Alhasil, pada pekan lalu dolar Singapura merosot hingga menyentuh level terendah 4 bulan melawan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
