Mayoritas Asia Merah, Kospi Berbalik Arah ke Zona Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
13 November 2020 11:41
A currency trader walks by the screens showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), left, and the foreign exchange rate between U.S. dollar and South Korean won at the foreign exchange dealing room in Seoul, South Korea, Tuesday, Dec. 10, 2019. Asian stock markets have fallen as investors look ahead to interest rate decisions by U.S. and European central bankers and possible American tariff hike on Chinese imports.  (AP Photo/Lee Jin-man)
Foto: Bursa Korea (KOSPI). (AP Photo/Lee Jin-man)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas masih bergerak di zona merah pada pukul 11:00 WIB, di tengah campur-aduknya sentimen yang datang pada hari ini.

Pada Pukul 11:00 WIB, tercatat hanya indeks KOSPI Korea Selatan (Korsel) yang berhasil berbalik arah ke zona hijau, yakni menguat 0,24%.

Sedangkan sisanya masih bergerak di zona merah pada pukul 11:00 hari ini. Nikkei di Jepang ambles 0,93%, Hang Seng di Hong Kong terpangkas 0,53%, Shanghai Composite China merosot 0,75% dan Straits Times Index (STI) Singapura terkoreksi 0,47%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB terpantau melemah 0,43% ke level 5.435,21.

Bursa saham Asia mayoritas bergerak ke zona merah seiring beragamnya sentimen yang datang hari ini.

Investor memang sedang dilanda "kegalauan". Di satu sisi, harapan akan hadirnya vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin nyata.

Setelah calon vaksin buatan Pfizer dan BioNTech disebut punya tingkat efektivitas lebih dari 90%, vaksin Sputnik-V buatan Rusia diklaim punya tingkat keberhasilan 92% melawan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan Rusia. Dalam pernyataan kepada Reuters, WHO menyatakan telah berkomunikasi dengan Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology yang mengembangkan vaksin Sputnik-V.

"Kami menanti data seputar pengembangan kandidat vaksin Sputnik-V. Jika produk ini sesuai dengan kriteria, maka WHO akan mempublikasikan hasilnya," sebut pernyataan tertulis WHO.

Jika lolos, maka WHO akan merekomendasikan penggunaan vaksin Sputnik-V kepada negara-negara anggota. Prosedur pemberian rekomendasi ini akan disederhanakan, mengingat situasi memang sedang genting.

Namun di sisi lain, pelaku pasar cemas akan penyebaran virus corona yang semakin cepat dan luas.

Data WHO per 12 November 2020 menyebutkan, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia adalah 51.848.261 orang. Bertambah 579.253 orang (1,13%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (30 Oktober-12 November 2020), rata-rata tambahan pasien positif baru mencapai 529.491 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 427.590 orang.

"Di satu sisi ada alasan untuk yakin bahwa ekonomi akan bangkit. Namun di sisi lain, pandemi masih ganas. Kita belum bisa segera keluar dari hutan belantara ini," kata Rodrigo Catril, Senior Currency Strategist di National Australia Bank, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular