Cari "Bekal" buat Akhir Pekan, Waspada Profit Taking IHSG!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 November 2020 08:40
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tumbang setelah menguat dalam 5 hari beruntun dan berada di level tertinggi sejak 9 Maret lalu.

Selama periode reli tersebut, bursa kebanggaan Tanah Air ini menguat 7,86%.

Sementara pada perdagangan Kamis kemarin, IHSG melemah 0,92% ke 5.458,602. Maklum saja, penguatan tajam dalam 5 hari terakhir tentunya menggoda investor untuk mencairkan cuan, IHSG pun diterpa aksi ambil untung (profit taking).

Meski melemah, nyatanya investor asing masih membukukan beli bersih (net buy), sebesar Rp 371 miliar kemarin, yang menguatkan pelemahan IHSG terjadi akibat aksi profit taking. Dalam 4 hari perdagangan di pekan ini, investor asing selalu mencatat net buy.

Sementara itu pada perdagangan hari ini, Jumat (13/11/2020) aksi profit taking berisiko berlanjut, sebab bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Kamis kemarin. Sebagai kiblat bursa saham dunia, pelemahan Wall Street tentunya mengirim sentimen negatif ke pasar Asia hari ini.

Beberapa bursa utama Asia yang sudah buka juga masuk ke zona merah. Aksi profit taking bisa semakin marak mengingat akan akhir pekan, dimana ada risiko munculnya kejadian-kejadian yang bisa berdampak negatif ke pasar dan baru bisa direspon pada hari Senin pekan depan. Investor tentunya akan menghindari hal tersebut dan mengamankan cuan yang ada.

Secara teknikal, IHSG terkoreksi setelah melesat 5 haru beruntun, dan kini persis berada di level 5.458 yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Level tersebut juga merupakan target koreksi dalam analisis teknikal kemarin.

Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Level tersebut akan menjadi kunci pergerakan IHSG hari ini.

Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagangan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

jkseGrafik: Rupiah (USD/IDR)
Foto: Refinitiv

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Bursa kebanggaan Tanah Air ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).

Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam juga belum mencapai wilayah oversold, sehingga ruang pelemahan IHSG cukup besar.

Artinya, ada risiko IHSG akan terkoreksi. Support terdekat berada di 5.458 (Fib. Retracement 61,8%), jika tertahan di bawahnya, IHSG berisiko turun ke 5.415 hingga 5.400. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa IHSG turun ke kisaran 5.375.

Sementara selama mampu bertahan di atas 5.5.458, IHSG berpeluang menguat ke area 5.500. Target penguatan selanjutnya di 5.540.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular