Dow Futures Masih Merah, Wall Street Dibayangi Koreksi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 November 2020 18:58
Final numbers for the Dow Jones industrial average are displayed after the close of trading on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in Manhattan in New York, U.S., October 11, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Dow Jones (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (12/11/2020) bergerak variatif, menyusul tekanan jual untuk merealisasikan keuntungan.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah 98 poin, atau 0,3%. Kontrak serupa indeks S&P 500 juga melemah tipis, sedangkan kontrak indeks Nasdaq 100 masih menguat 0,5%.

Pergerakan ini berbalik dari beberapa hari sebelumya ketika rotasi pembelian saham berujung pada aksi jual saham teknologi seperti Microsoft, Amazon, Facebook dan Alphabet (induk usaha Google) untuk membeli saham yang mendapat berkah dari pemulihan ekonomi.

Sepanjang pekan berjalan, indeks Dow Jones masih terhitung naik, sebesar 3,8%, setelah kemarin melemah sebesar 23 poin. Penguatan tersebut terjadi setelah saham yang paling diuntungkan dari pemulihan ekonomi menguat setelah Pfizer dan BioNTech mengumumkan kandidat vaksin yang mereka kembangkan menunjukkan tingkat efektivitas sebesar 90%.

Kabar positif kedua datang dari pengembang vaksin lainnya yakni Moderna yang pada Rabu mengumumkan uji coba tahap ketiga menunjukkan bahwa kandidat vaksinnya cukup aman dan berujung pada hasil yang menggembirakan.

Namun kabar positif itu terjadi berbarengan dengan kenaikan kasus Covid-19 yang telah menembus 10 juta. AS mencetak rekor rerata kasus dalam sepekan yang mencapai 121.153 pada Selasa, setara dengan kenaikan sebesar 33% dari sepekan sebelumnya. New York dan San Francisco pun mengumumkan kebijakan pembatasan ekonomi untuk meredam penyebaran virus.

Kepala Tim Alokasi Global BlackRock, Rick Rieder, kepada CNBC International memproyeksikan bahwa harga saham akan terus meningkat sampai akhir tahun nanti, meski bergerak cenderung volatil mengikuti pergerakan kasus Corona.

"The Fed akan terus bertahan di mode akomodatif untuk beberapa waktu," ujar Rieder. "Ketika stimulus sebesar itu diberikan, dengan likuiditas sebesar itu, dan ditambah stimulus fiskal... perekonomian akan berputar dengan baik."

Investor juga akan memantau rilis data baru seputar pemulihan ekonomi, seperti inflasi. Departemen Tenaga Kerja AS juga akan merilis klaim pengangguran pekan lalu jelang pembukaan pasar. Ekonom dalam survei Dow Jones berujung pada prediksi angka 740.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular