BRI Mau Aksi Korporasi Besar & 9 Kabar Pasar Buat Cari Cuan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 November 2020 08:12
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (11/11/20) ditutup di zona hijau naik 0,86% di level 5.509,51 berhasil ditutup menembus level psikologisnya di angka 5.500.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 1,40 triliun di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 16,3 triliun.

Untuk memulai lagi perdagangan hari ini, ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi kemarin.

1. Terungkap! BRI Sedang Siapkan Aksi Korporasi Besar

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sedang menyiapkan sebuah aksi korporasi yang berkaitan dengan pengembangan bisnis UMKM, terutama di sektor ultra mikro.

Aksi korporasi ini tampaknya cukup besar, sehingga membutuhkan audit laporan keuangan sebagai salah satu syaratnya. Untuk aksi korporasi ini, BRI melakukan audit laporan keuangan untuk buku kuartal III-2020.

Namun, Direktur Utama BRI Sunarso dan Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengaku belum bisa menjelaskan aksi korporasi yang akan dilakukan.

2. Rights Issue Disetujui, BRMS Segera Bangun Pabrik Emas Baru

PT Bumi Resources Minerals Tbk(BRMS), anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyetujui rencana perusahaan untuk melakukan aksi korporasi Hak Memesan Efek terlebih dahulu (rights issue). Rencananya BRMS akan menerbitkan 24,5 miliar saham baru seri B.

Direktur perusahaan Herwin W. Hidayat dalam siaran resminya mengatakan RUPSLB menyetujui perubahan permodalan perusahaan dari rencana rights issue maka modal ditempatkan perusahaan akan meningkat sebanyak-banyaknya 24 miliar saham.

Nantinya, dana rights issue juga akan digunakan untuk pengembangan usaha yang meliputi pembangunan pabrik baru dengan kapasitas produksi 4.000 ton bijih emas per hari. Pabrik ini diperlukan untuk mengolah bijih emas dan perak menjadi dore bullion dari beberapa prospek di blok Poboya, Palu.

3. Sampai Oktober, Pembangunan Jargas PGN Capai 90%

Pembangunan jaringan pipa gas (jargas) oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sampai dengan Oktober 2020 telah mencapai 90% dari target pembangunan jaringan pipa gas di 127.384 sambungan rumah tangga (SR).

Pembangunan jargas ini dilakukan di 23 kabupaten/ kota yang merupakan penugasan pemerintah dengan dana APBN 2020.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto mengatakan realisasi 90% bisa tercapai meski tengah dilanda pandemi Covid-19 karena kerja sama dengan stake holder (pemangku kepentingan) pusat dan daerah. Pelaksanaan pembangunan jargas pun menurutnya tetap memperhatikan protokol kesehatan.

4. Bank Mega Buka Suara Soal Akuisisi Bank Harda

PT Bank Mega Tbk buka suara mengenai akuisisi PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang dilakukan oleh induk usaha Mega Corpora.

"Jadi akuisisi bank tentunya adalah keputusan pemegang saham. Tentu manajemen akan menjalankan dengan sebaik-baiknya," ujar Direktur Utama PT Bank Mega Tbk (MEGA) pada saat paparan kinerja Kuartal III-2020, Rabu (11/11/2020).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kostaman menjawab pertanyaan mengenai rencana Mega Corpora mengakuisisi Bank Harda dan sebuah bank lagi, serta arah konsolidasi perbankan.

5. Terungkap! Ini Rencana BNI dalam Ekspansi Internasional

Dengan kehadiran Royke Tumilaar sebagai nahkoda baru, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) semakin memantapkan untuk go internasional. BNI bukan hanya menjadi corong BUMN di negara lain, tetapi juga berharap bisa merengkuh laba dari bisnis di negeri orang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam wawancara dengan CNBC Indonesia yang dilakukan pada Rabu (11/11/2020). Royke mengatakan bahwa target pertama ekspansi ke luar negeri adalah kawasan Indochina. Untuk memuluskan rencana tersebut, BNI pun telah melakukan sejumlah kajian.

"Kami akan melihat peluang ekspansi di beberapa negara terutama regional Indochina yang menjadi target untuk ekspansi," ujar Royke.

6. Jababeka Tekor Rp 266 M di Q3, Ternyata Gara-gara Ini!

Emiten kawasan industri di Cikarang, Kabupaten Bekasi, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) membukukan rugi bersih pada 9 bulan pertama tahun ini sebesar Rp 266 miliar, dari periode yang sama tahun lalu atau September 2019 yang masih mencetak laba bersih Rp 66,06 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Rabu ini (11/11/2020), penjualan dan pendapatan konsolidasi justru naik menjadi sebesar Rp 1,83 triliun pada kuartal ketiga tahun 2020, naik 29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 Rp 1,41 triliun.

Peningkatan pendapatan ini terutama didorong oleh peningkatan kontribusi penjualan dari lahan industri di Kendal, Jawa Tengah.

7. Sinar Mas Bikin Usaha Patungan dengan JOIN Jepang, Garap Apa?

Induk usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yakni Sinarmas Land Ltd (SML) bersama Japan Overseas Infrastructure Investment Cooperation for Transport & Urban Development (JOIN) membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bernama JOIN SML Investment Partners Pte Ltd (JSIP).

Kerja sama strategis dengan pembentukan usaha patungan di bidang investasi itu dimaksudkan guna menggarap proyek infrastruktur potensial di Indonesia.

Berdasarkan siaran per JOIN di situs resminya, penandatanganan JV dilakukan di Singapura pada 9 November 2020. Sinarmas Land dan JOIN sepakat menyetor modal masing-masing senilai US$ 2 juta dengan kepemilikan keduanya 50%.

8. Bikin Bandara Rp9 T, Gudang Garam Kini Masuk Bisnis Jalan Tol

Salah satu raksasa produsen rokok di Tanah Air asal Kediri, Jawa Timur, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masuk ke bisnis pengelolaan jalan tol dengan mendirikan anak usaha baru yakni PT Surya Kertaagung Toll (SKT).

Pendirian Surya Kertagung Toll yang merupakan cucu usaha ini dilakukan pada 6 November 2020.

Surya Kertagung Toll adalah anak perusahaan PT Surya Kerta Agung yang sahamnya dimiliki oleh Gudang Garam sebanyak 499.999 saham atau setara dengan 99,9%.

9. Tak Terima Kena PKPU, Pengembang Meikarta Melawan

Pemilik megaproyek Meikarta, PT Mahkota Sentosa Utama yang telah diputuskan berada dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) menyebut pihaknya tidak mengakui keabsahan klaim yang mendasari pengajuan PKPU tersebut.

Dalam keterangan resminya, pihak MSU menyebutkan meski tengah dalam proses hukum ini, perusahaan meyakini bahwa proses tersebut tidak berdampak pada progres konstruksi proyek tersebut.

"MSU membantah dan tidak mengakui keabsahan klaim yang menjadi dasar pengajuan PKPU, tetapi kami akan tetap menghormati proses hukum yang berlangsung," tulis manajemen MSU, dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (11/11/2020).

10. Alasan Penas Jadi Holding Pariwisata: Cuma Punya 5

KaryawanPemerintah membentuk Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung dengan PT Survai Udara Penas sebagai induknya. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan alasan penunjukan Penas sebagai induk.

"Banyak yang bertanya kenapa Penas? Karena kami mencari perusahaan yang ringan, yang tidak banyak pegawai, tidak banyak juga manusianya, manajemennya. Jadi kami nanti bisa bikin subholding induk ini bertugas hanya manajemen subholding saja. Makanya Penas kami ambil," jelas Arya dalam sebuah webinar, Rabu (11/11/2020).

Penas diketahui hanya memiliki 5 orang karyawan. Namun, Penas juga memiliki satu buah anak usaha.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular