
Sudah Melesat 7%, IHSG Masih Punya Tenaga Menguat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 2% pada perdagangan Selasa kemarin ke 5.462,739, tertinggi sejak 6 Maret lalu.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 1,73 triliun di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 15,4 triliun.
Bursa kebanggaan Tanah Air ini sukses membukukan penguatan dalam 4 hari beruntun setelah Pfizer, perusahaan farmasi asal AS yang berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, mengumumkan vaksin buatannya efektif menangkal penyakit akibat virus corona (Covid-19) hingga lebih dari 90% tanpa efek samping yang berbahaya.
"Hasil pertama dari uji klinis fase tiga uji vaksin mengindikasikan kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," ujar Chairman & CEO Pfizer Albert Bourla dalam pernyataannya kemarin, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (9/11/2020).
Sebelumnya IHSG juga melesat setelah Joseph 'Joe' Biden, memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) melawan petahana Donald Trump.
Sementara pada hari ini, Rabu (11/11/2020), IHSG berisiko terkena aksi ambil untung (profit taking) setelah menguat 7% dalam 4 hari terakhir. Apalagi, melihat bursa saham AS yang bervariasi pada perdagangan Selasa waktu setempat. Meski demikian, bukan berarti peluang penguatan IHSG tertutup.
Secara teknikal, IHSG berhasil mencapai target penguatan kemarin di 5.458 yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
Penguatan tajam IHSG di mulai Kamis (5/11/2020) yang memunculkan White Marubozu dalam grafik candle stick harian.
Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.
Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.
![]() Foto: Refinitiv |
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.
Bursa kebanggaan Tanah Air ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga memberikan momentum penguatan.
Namun indikator stochastic pada grafik harian dan 1 jam sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya, ada risiko IHSG akan terkoreksi. Jika kembali ke bawah 5.458, IHSG berisiko terkoreksi ke 5.430 sampai 5.390.
Sementara selama mampu bertahan di 5.458 IHSG berpeluang menguat ke 5.500. Target selanjutnya jika level tersebut dilewati adalah area 5.540.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini