
Vaksin Tokcer! Harta Bezos Turun, Kekayaan Dokter Ini Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham Pfizer Inc di New York Stock Exchange (NYSE) langsung menguat pada penutupan perdagangan Senin waktu AS (9/11/2020) atau Selasa pagi waktu Indonesia (10/11), usai raksasa farmasi itu mengumumkan hasil positif dari uji coba fase tiga vaksin Covid-19 yang berhasil dikembangkan.
Saham Pfizer dengan kode perdagangan PFE melesat 7,69% di level US$ 39,20/saham atau Rp 545.000/saham (kurs Rp 14.000/US$), dengan kenaikan year to date hanya 0,05%.
Mengacu data CNBC, setahun terakhir saham Pfizer naik 5,80% dengan kapitalisasi pasar US$ 217,9 miliar atau Rp 3.050 triliun.
Tak hanya saham Pfizer, saham emiten farmasi yang menjadi mitra kolaborasinya dalam vaksin Covid-19 ini, yakni Biopharmaceutical New Technologies (BioNTech) asal Jerman juga menguat harga sahamnya di Bursa Nasdaq, AS.
Saham BioNTech dengan kode BNTX bahkan meroket 13,91% di level US$ 104,80/saham dan year to date sahamnya meroket 209,33% dengan kapitalisasi pasar US$ 25,05 miliar atau setara Rp 351 triliun.
Forbes mencatat, kenaikan saham BioNTech yang hampir 14% ini berhasil mengangkat kekayaan pendirinya, Ugur Sahin, dan investor terbesar firma tersebut, yakni miliuner bersaudara Thomas dan Andreas Struengmann.
Dokter Ugur Sahin dari Turki ikut mendirikan perusahaan farmasi asal Jerman tersebut.
Sahin mendirikan BioNTech di kota Mainz, Jerman pada 2008 dengan dukungan dari Struengmann bersaudara.
Harga saham yang melonjak mengerek kekayaan bersih Sahin lebih dari US$ 500 juta menjadi sekitar US$ 4,4 miliar (Rp 61,6 triliun).
Sementara itu, Struengmann bersaudara secara kolektif menambah pundi-pundi kekayaannya hampir US$ 1,5 miliar atau Rp 21 triliun, dengan masing-masing saat ini bernilai sekitar US$ 10,4 miliar (Rp 146 triliun).
Tidak seperti vaksin sebelumnya, yang mengandalkan bentuk virus yang dilemahkan untuk memacu kekebalan, vaksin Pfizer-BioNTech menggunakan messenger RNA - molekul dalam sel yang mengontrol produksi protein untuk mengarahkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi yang melawan virus corona.
Ini adalah teknologi baru yang juga dipelopori oleh perusahaan bioteknologi yang berbasis di Cambridge, Moderna, yang sahamnya juga naik 7,30% pada Senin waktu AS di Nasdaq.
Namun harga saham Moderna turun sejak Januari berkat kandidat vaksin Covid-19 miliknya, yang saat ini sedang dalam uji coba fase tiga.
Pertumbuhan harga saham Moderna telah mencetak dua miliarder baru tahun ini, CEO Stéphane Bancel, dengan kekayaan bersih US$ 2,4 miliar, dan profesor Harvard, Dr. Timothy Springer, dengan kekayaan bersih US$ 1,3 miliar.
Forbes menilai, berita Pfizer ini mendorong optimisme yang lebih luas di antara investor bahwa dunia akan pulih pasca-Covid-19.
Sementara itu, saham dari perusahaan seperti Zoom dan Amazon yang telah mendapatkan keuntungan dari konsumen yang hanya berada di rumah saja sejak pandemi mulai menyebar dalam 8 bulan terakhir ini.
Sebelumnya, kekayaan CEO dan pendiri Zoom Eric Yuan merosot pada Senin karena saham Zoom anjlok 14%, memangkas kekayaan bersihnya sebesar US$ 3 miliar menjadi US$ 18,9 miliar.
Jeff Bezos, orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih US$ 188,8 miliar, juga mengalami penurunan kekayaan sebesar US$ 4,6 miliar karena saham Amazon turun sebesar 2,5%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Turun, Saham Pfizer "Terbang"
