
Gak Bohong! IHSG Sudah Capai Nanjak, Kasih Nafas Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (9/11/20) harus rela ditutup di zona merah turun 0,10% di level 5.329,98.
Setelah pagi tadi IHSG terbang tinggi 1,12% di level 5.395 karena kepastian kemenangan calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden dan wapresnya Kamala Harris membuat pasar kembali semringah.
Jelang penutupan sesi pertama, kenaikan IHSG terpangkas karena para investor melakukan aksi profit taking karena IHSG sudah terbang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Tercatat IHSG bahkan pada hari ini berhasil menembus level tertinggi sebelumnya 5.381 sejak anjlok diserang virus corona Maret silam.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 102 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 5,8 triliun.
Sentimen pada perdagangan hari ini tidak lain adalah pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang telah dimenangkan oleh calon dari Partai Demokrat, yakni Joseph 'Joe' Biden.
Pada Minggu, 8 November 2020 pukul 09:38 WIB, Biden memperoleh 290 suara elektoral (electoral college votes) berbanding 214 untuk Trump. Butuh 270 suara elektoral untuk menjadi pemenang pemilihan presiden sehingga Biden sudah sah menggenggam status sebagai presiden AS terpilih.
![]() Analisis Teknikal 9 November 2020/Tri Putra |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area bawah atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.367. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.302.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 72 turun dari posisi tadi pagi di angka 83, keduanya menunjukkan adanya indikator jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang sudah jenuh beli.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500