
Cuan Nyaris 7%, Harga Batu Bara ke Level Tertinggi 7 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (6/11/2020) harga kontrak futures batu bara Newcastle mengalami penurunan tipis. Namun di sepanjang pekan harga batu bara mengalami kenaikan yang signifikan.
Harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melesat 6,75% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, harga komoditas ini ditutup di US$ 62,35/barel.
Harga kontrak batu bara saat ini berada di rentang level tertingginya dalam tujuh bulan terakhir. Posisi penutupan harga batu bara pekan lalu berada di level tertinggi sejak 6 April 2020.
Kenaikan harga batu bara ini dipicu oleh mulai membaiknya permintaan di tengah relaksasi lockdown dan pengurangan produksi akibat permintaan dan harga yang rendah sepanjang pandemi Covid-19.
Salah satu pemicu utama kenaikan harga kontrak batu bara adalah ketatnya pasokan batu bara China yang membuat harganya melambung tinggi. Sebagai informasi harga batu bara termal Qinhuangdao masih berada di atas zona hijau.
Zona hijau merupakan target informal rentang harga batu bara yang dipatok oleh pemerintah. Zona hijau dipatok di RMB 500 - RMB 570/ton. Namun kini harga batu bara termal berkalori 5.500 Kcal/Kg itu dibanderol RMB 616/ton.
Dalam kondisi normal perusahaan setrum dan importir lainnya akan beralih mengimpor batu bara karena harga lokal sudah sangat tinggi dan menggerus margin. Bayangkan saja, harga batu bara impor lintas laut (seaborne) bahkan lebih murah US$ 35/ton dibanding batu bara domestik China.
Namun adanya kebijakan kuota impor China ditambah dengan lemahnya impor ke negara tersebut beberapa bulan terakhir membuat pasar batu bara terdiskoneksi.
Ke depan, seiring dengan masuknya musim dingin dan penetapan baru kebijakan kuota impor berpotensi akan membuat harga terdongkrak.
"Dalam jangka menengah, kami masih berpersepsi positif terhadap harga batu bara. Permintaan global lambat laun akan meningkat, yang dibarengi dengan pengurangan produksi, akan menyeimbangkan harga," sebut Toby Hassel, Analis Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Tak Kapok Cetak Rekor, Harga Batu Bara Tembus US$ 61/Ton