Biden Unggul, Asing Masuk Rp 895 M, IHSG: Happy Weekend!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 November 2020 16:10
Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden speaks at Mountain Top Inn & Resort, Tuesday, Oct. 27, 2020, in Warm Springs, Ga. (AP Photo/Andrew Harnik)
Foto: AP/Andrew Harnik

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melenggang ke zona hijau di sesi akhir penutupan perdagangan pekan ini. Hasil sementara pemilihan presiden AS yang mengunggulkan Joe Biden dari Partai Demokrat menjadi sentimen penggerak harga aset-aset ekuitas di bursa domestik maupun Asia. 

Jumat (6/11/2020), IHSG ditutup menguat 1,43% ke 5.335,529. IHSG sempat terperosok ke zona koreksi tetapi berhasil bangkit dan finish di zona apresiasi sampai bel tanda perdagangan berakhir berbunyi. 

Data perdagangan mencatat, nilai total transaksi di bursa saham domestik hari ini mencapai Rp 10,5 triliun. Dalam 2 hari berturut-turut, asing pun memborong aset-aset ekuitas dalam negeri dengan mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 894,85 miliar di pasar reguler. 

IHSG tidak sendirian. Mayoritas pasar modal Benua Kuning juga berada di jalur zona hijau kecuali untuk Shanghai (China), Straits Times (Singapura), dan SET Index (Thailand) yang terkapar di zona merah. 

Kinerja Wall Street pun semalam bisa dibilang impresif. Indeks Dow Jones Industrial naik 1,95% disusul S&P 500 dengan apresiasi 1,94%. Sementara Nasdaq Composite yang berisi saham-saham teknologi AS memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 2,59%. 

Update terbaru pemilihan presiden AS menunjukkan bahwa Joe Biden sebagai kandidat dari Demokrat unggul dengan 264 suara elektoral yang berarti kurang 6 suara elektoral lagi untuk dinyatakan menang dan pasangan Biden-Kamala sah melenggang ke Gedung Putih.

Namun sejatinya penghitungan belum selesai. Masih ada intrik dan drama politik yang menyertai. Trump sebagai petahana dan kandidat dari Partai Republik yang perolehan suaranya tertinggal tak terima dan berupaya menggugat. 

Potensi Biden yang akan menjadi Presiden ke-46 AS memang disambut baik oleh pasar terutama di negara-negara emerging market seperti RI. 

Menurut para analis, kemenangan Joe Biden akan menguntungkan pasar negara berkembang (emerging market). Semua gara-gara dolar AS. Ketika Biden menang, posisi dolar AS kemungkinan akan melemah.

Secara historis, kekuatan dolar AS akan sangat berpengaruh terhadap valuasi aset-aset keuangan di negara-negara emerging market. Ketika greenback melemah, investor biasanya menarik uang dari AS dan memasukkannya ke negara emerging market dan mendongkrak harga aset finansialnya.

Melansir Financial Times, Gary Greenberg selaku kepala emerging markets di Federated Hermes mengatakan gelombang biru atau fenomena ketika jajaran eksekutif, dewan perwakilan rakyat (DPR) dan Senat akan menghasilkan paket stimulus federal yang lebih besar daripada yang akan diberikan oleh kepresidenan Trump.

Ini tidak hanya akan menyebabkan dolar lebih lemah, katanya, tetapi juga pertumbuhan AS yang lebih kuat. Ini akan menjadi nilai tambah lainnya bagi EM, terutama eksportir logam dasar seperti Peru, Afrika Selatan, dan Indonesia serta ekonomi siklis seperti Chili, Korea Selatan, dan Meksiko, lanjut Greenberg.

"Dengan gelombang biru kita akan mulai melihat kepercayaan global mulai terbangun. Kebijakan AS akan menjadi lebih dapat diprediksi dan rasional," tambah Greenberg

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilu AS, Investor Khawatir Pasar Saham Bakal Goyang Dombret

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular