
Sama-sama Grup Lippo, Matahari Caplok 16% Saham Bank NOBU

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan ritel fashion Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membeli 728 juta saham PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) atau setara dengan 16,4% dari nilai modal disetor NOBU di harga Rp 755/saham.
Total nilai transaksi atas keseluruhan pembelian bagian saham tersebut adalah Rp 549,64 miliar sebagaimana terungkap dalam prospektus yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (5/11/2020).
Sebagaimana tercantum dalam PJB (perjanjian jual beli), transaksi akan dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama, periode 4 Noember 2020, di harga Rp 755/saham dengan jumlah sebanyak 265 juta saham senilai Rp 302 miliar.
Tahap kedua, 11 November, di harga Rp 755/saham, sebanyak 199 juta saham senilai Rp 196,30 miliar.
Tahap ketiga, 28 Desember, di harga Rp 755/saham, sebanyak 198,30 juta saham senilai Rp 51,34 miliar.
"Tahap ketiga akan dilaksanakan pada atau tidak lebih dari periode di atas sesuai dengan kebijakan perseroan sendiri. Semua tahapan adalah satu set transaksi di bawah transaksi yang diungkapkan dalam keterbukaan informasi ini," tulis manajemen Matahari, dalam keterbukaan informasi, Kamis (5/11).
Saham Bank NOBU pada penutupan perdagangan sore ini melesat 24,54% di level Rp 1.015/saham, sementara saham LPPF justru terkoreksi 5,95% di posisi Rp 870/saham.
"Berdasarkan Pasal 16 ayat 2 POJK [Otoritas Jasa Keuangan] 17, harga saham transaksi ini dihitung berdasarkan rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI selama 90 hari terakhir, yaitu Rp 789 per saham," tulis manajemen Matahari.
Transaksi merupakan transaksi pihak afiliasi yang tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42. Hubungan afiliasi adalah dikarenakan Direktur Utama Matahari juga merupakan Presiden Komisaris PT Inti Anugerah Pratama (IAP), pemegang 16,41% saham Bank NOBU.
"Pertimbangan melakukan transaksi dengan IAP karena IAP menawarkan sejumlah saham dengan harga yang lebih rendah dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI selama 90 hari terakhir, sebagaimana diatur dalam POJK 17," tulis manajemen Matahari.
Manajemen mengungkapkan alasan di balik transaksi ini. Menurut manajemen LPPF, Indonesia siap untuk pertumbuhan penetrasi perbankan selama beberapa dekade mendatang.
Sebagian besar konsumen Indonesia juga masih belum memiliki rekening bank. Hal ini terutama disebabkan oleh tantangan operasional dalam menyediakan layanan perbankan di seluruh wilayah non-metropolitan di nusantara yang luas.
Perseroan memiliki penetrasi pasar menengah yang besar dan jangkauan yang luas. Sebelum periode pandemi, Matahari memiliki lebih dari 7 juta anggota aktif yang berbelanja setidaknya sekali dalam setiap tahun.
Dari total transaksi yang terjadi di toko-toko perseroan di seluruh negeri, lebih dari 55% transaksi dilakukan dengan menggunakan uang tunai.
"Terdapat tren berkelanjutan menuju ekosistem konsumen di mana-mana. Konsumen lebih suka memiliki pengalaman berbelanja satu pintu di lingkungan omnichannel. Didorong oleh digital, kebutuhan bank dan pengecer besar saling mendukung. Konvergensi kebutuhan mengarah pada tren yang lebih besar menuju aliansi dan kemitraan."
"Ritel fisik perlu lebih digital. Pengecer di seluruh dunia ingin menciptakan lebih banyak alasan bagi pelanggan untuk berkunjung di luar kebijakan pembelian," tulis manajemen LPPF.
Berdasarkan penjelasan tersebut, perseroan memandang bahwa transaksi ini dilakukan sebagai landasan hubungan strategis jangka panjang dengan NOBU.
"Perseroan percaya bahwa investasi dan kemitraan dengan NOBU akan membawa peluang potensial untuk mengembangkan bisnisnya di seluruh nusantara dengan memperoleh beberapa eksklusivitas dan kepastian jangka panjang, serta membantu mendorong pertumbuhan yang signifikan dalam penjualannya di masa depan, sehingga memberikan kontribusi bagi pendapatan Perseroan."
Bank NOBU (sebelumnya PT Bank Alfindo) didirikan di Jakarta pada 13 Februari 1990 sesuai dengan Akta No. 86 yang dibuat dihadapan Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, S.H., Notaris di Jakarta.
NOBU mengadakan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan tercatat di BEI pada 20 Mei 2013 sebagai emiten ke-9 tahun dengan kode saham 'NOBU'.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terpaksa Tutup 25 Gerai, Matahari Rugi Rp 823 M di 2020
