
RBA Pangkas Suku Bunga Jadi 0,1%, Kurs Dolar Australia Ambrol

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia ambrol melawan rupiah pada perdagangan Selasa (3/11/2020) setelah bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memangkas suku bunga acuannya hingga ke rekor terendah sepanjang masa.
Pada pukul 10:47 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.257,03, dolar Australia melemah 0,58% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata Uang Kanguru kini berada di level terlemah dalam lebih dari 3 bulan terakhir.
Dalam pengumuman rapat kebijakan moneter hari ini, RBA memangkas suku bunga acuannya menjadi 0,1% dari sebelumnya 0,25%. Langkah tersebut diambil untuk lebih mendukung perekonomian yang mengalami resesi untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir, setelah dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Tidak hanya memangkas suku bunga, RBA juga mengatakan akan mengumumkan program tambahan pembelian aset (quantitative easing/QE).
Tanda-tanda suku bunga dipangkas sudah muncul sejak bulan lalu, yang membuat dolar Australia merosot lebih dari 3% melawan rupiah.
Pada Selasa (20/10/2020), rilis notula rapat kebijakan moneter RBA yang dihelat 6 Oktober lalu menunjukkan jika suku bunga akan kembali di pangkas pada bulan November. Tidak hanya memangkas suku bunga, RBA juga akan menggelontorkan miliaran dolar untuk memacu perekonomian.
Dalam notula tersebut, RBA melihat jika memangkas suku bunga saat ini akan memberikan dampak lebih besar ke perekonomian ketimbang saat pada bulan April dan Mei lalu.
Sebelumnya, Gubernur RBA, Philip Lowe, yang berbicara di acara konferensi investasi tahunan Citi Group pada Kamis (15/10/2020) mengatakan pelonggaran moneter lebih lanjut akan mendukung pasar tenaga kerja serta mengurangi tekanan dari penguatan dolar Australia.
Data terbaru yang dirilis oleh Biro Pusat Statistik menunjukkan tingkat pengangguran Australia naik menjadi 6,9% pada bulan September, dari bulan sebelumnya 6,8%.
"Ketika pandemi berada di titik terburuk dan diperparah dengan pembatasan aktivitas, kami melihat dampak dari pelonggaran moneter tidak terlalu besar," kata Lowe sebagaimana dilansir news.com.au, Kamis (15/10/2020).
"Saat ekonomi mulai dibuka, akan masuk akan untuk memperkirakan pelonggaran moneter lebih lanjut akan mendorong perekonomian berputar lebih cepat ketimbang sebelumnya," tambahnya.
Lowe juga mengatakan, suku bunga tidak akan dinaikkan setidaknya dalam 2 sampai 3 tahun ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
