
Rupiah Garang, Dolar Singapura 'Dipukul' ke Bawah Rp 10.700

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah yang sedang garang pada perdagangan Selasa (3/11/2020), hingga ke bawah Rp 10.700/SG$. Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus memberikan keuntungan bagi rupiah hari ini.
Pada pukul 10.22 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.687,58, dolar Singapura melemah 0,24% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Tidak hanya dolar Singapura, dolar Amerika Serikat (AS) juga dibuat melemah oleh rupiah hingga ke bawah Rp 14.600/US$ untuk pertama kalinya sejak 1 September lalu.
Membaiknya sentimen pelaku pasar tercermin dari menghijaunya bursa saham global awal pekan kemarin, ditopang oleh data manufaktur di Asia, Eropa, hingga Amerrika Serikat yang menunjukkan peningkatan.
Caixin melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur China bulan Oktober tumbuh menjadi 53,6 dari bulan sebelumnya 53,0, dan lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 53,0.
Dari Eropa, Markit melaporkan PMI manufaktur zona euro naik menjadi 54,8, di bulan Oktober, dari bulan sebelumnya 53,7. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juli 2018 lalu.
Jerman, motor penggerak ekonomi Eropa mencatat kenaikan PMI manufaktur menjadi 58,2 dari sebelumnya 56,4.
Kemudian Institute for Supply Management (ISM) melaporkan PMI manufaktur AS di bulan Oktober melesat menjadi 59,3 dari 55,4 di bulan sebelumnya. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2018.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.
Sementara itu, sektor manufaktur Indonesia masih mengalami kontraksi, tetapi sektor manufaktur Indonesia kembali menunjukkan kemajuan.
Markit kemarin melaporkan PMI manufaktur Indonesia sebesar 47,8 di bulan Oktober, dari bulan seebelumnya 47,2.
Data PMI global tersebut menunjukkan pemulihan momentum pemulihan ekonomi masih berlanjut di kuartal IV-2020. Tetapi ada sedikit yang mengganjal, yakni kebijakan lockdown yang baru diterapkan di negara-negara Eropa, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah sektor manufaktur masih akan mempertahankan ekspansi di bulan ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
