Top Dah! IHSG Menguat Lebih Dari 5% Selama Oktober 2020

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
31 October 2020 14:25
Seorang karyawan mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/3/2018). IHSG pada perdagangan Rabu (21/3/2018) dibuka menguat 0,27% ke  6.260,18 poin dari penutupan kemarin di 6.243,57 poin. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Oktober 2020 terbilang cukup fantastis, yakni melonjak lebih dari 5%. Membaiknya mood investor di pasar keuangan global membuat minat terhadap aset-aset berisiko meningkat.

Sepanjang Oktober 2020, IHSG menguat 5,3% secara point-to-point. IHSG berhasil mengakhiri Oktober ini di atas 5.100 atau lebih tepatnya berada di level 5.128,23 pada perdagangan Selasa (27/10/2020).

Meski penguatan IHSG terkesan 'wah', tetapi ternyata ada indeks saham Asia yang naik lebih tajam, yakni indeks bursa saham Filipina yang meroket 7,84%.

Berikut perkembangan indeks saham Asia sepanjang Oktober 2020:

Namun, berdasarkan grafik volatilitas di pasar saham yang diukur dari indeks VIX, yang mencerminkan volatilitas di indeks S&P 500 dan menjadi acuan global, malah naik hampir menyentuh 40% sepanjang Oktober. Ini menandakan bahwa pasar sedang volatil, sehingga investor sebenarnya masih berhati-hati mengambil risiko.

Penyebab naiknya grafik VIX ini tentunya terkait dengan sikap pasar menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) yang akan dilaksanakan pada Selasa, 3 November mendatang atau pekan depan.

Investor cenderung berhati-hati merespons Pilpres tersebut karena berharap terpilih calon yang lebih baik dari sebelumnya.

Selain wait and see investor menjelang Pilpres, kabar dari potensi gelombang kedua outbreak virus corona juga menjadi sentimen negatif yang besar selama beberapa pekan menjelang akhir Oktober.

Di Eropa, selama beberapa pekan terakhir mencatatkan kenaikan kasus harian tertinggi di hampir seluruh penjuru Eropa.

Selain Eropa, AS pun tak luput dari ancaman gelombang kedua virus corona, apalagi saat ini di AS sendiri kasus tersebut belum mencatatkan penurunan.

Sehingga dari sentimen yang datang bersamaan bersifat negatif, maka bisa mungkin awal-awal November, pasar keuangan global akan terkoreksi, dimana tercermin sebelum hari terakhir Oktober 2020 kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular